Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Pakar UGM dalam Hadapi Bencana Hujan Deras dan Angin Kencang

Kompas.com - 16/09/2021, 11:20 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan terjadinya potensi hujan lebat disertai petir atau angin kencang di 27 provinsi Indonesia.

Hal ini diperkirakan berlangsung selama periode 13 hingga 20 September 2021. Menghadapi situasi ini, pakar klimatologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Emilya Nurjani mengatakan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat.

Masyarakat dapat menerapkan teknologi rain water harvesting atau menampung air hujan yang jatuh di atap rumah lewat talang dan ditampung dalam penampungan air hujan.

Menurut Emilya, air hasil tampungan bisa dimanfaatkan untuk simpanan air atau dimasukkan ke dalam sumur resapan untuk pengisian air tanah, keperluan mencuci dan mandi, maupun untuk kolam.

Baca juga: Astra Buka Program Human Capital Trainee 2022 bagi Lulusan S1

Langkah tersebut bisa dilakukan untuk mengurangi air hujan yang terbuang menjadi air larian yang bisa menadi air genangan.

"Upaya lain dengan menebang cabang pohon yang sudah tinggi atau memangkas ujung-ujung pohon untuk mengantisipasi bencana angin kencang yang mungkin terjadi saat hujan lebat," kata Emilya seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (15/9/2021).

Masyarakat di daerah pedesaan, lanjut Emilya, juga bisa membuat sumur resapan bersama (biopori) atau membersihkannya. Sehingga tebal air hujan yang ditampung bisa lebih banyak.

Emilya mengungkapkan, mengantisipasi bencana hujan lebat dan angin kencang ini ada dua upaya mitigasi yang dapat dilakukan. Yakni, mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural.

Emilya menjelaskan, mitigasi struktural merupakan langkah pengurangan risiko bencana melalui rekayasa teknis bangunan tahan bencana.

Baca juga: Mendikbud Ristek Tegaskan 8 Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi

Upaya mitigasi struktural

Sejumlah upaya mitigasi struktural yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi kerentanan bencana yang mungkin muncul akibat hujan lebat antara lain:

  • Membersihkan sampah yang ada di selokan, sungai maupun tubuh airnya untuk meningkatkan volume tangkapan sungai saat hujan.
  • Memperbaiki tanggul baik tanggul beton atau tanggul alam sungai agar debit air sungai tidak meluap.
  • Memperbaiki pintu air bendung untuk pengaliran ke saluran irigasi, serta memperkuat zona perakaran tanaman di tebing bukit.

"Selain itu, juga membangun tebing tembok untuk mengurangi bahaya longsor di lereng-lereng yang berpotensi longsor," terang Emilya.

Baca juga: Ketika Nadiem Makarim Curhat di Hadapan Siswa SD di Yogyakarta

Upaya mitigasi non-struktural

Dia menambahkan, upaya mitigasi non-struktural dilakukan dengan kebijakan atau peraturan tertentu bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

  • Sosialisasi kepada masyarakat secara bersama-sama terkait potensi bencana yang mungkin terjadi saat hujan lebat.
  • Pemberdayaan masyarakat sebagai relawan.
  • Regulasi dan peraturan untuk mitigasi dan adaptasi bencana.

Langkah-langkah yang harus disiapkan guna mengantisipasi bencana akibat hujan lebat salah satunya ada regulasi atau peraturan (SOP) yang menyangkut tugas yang harus dilakukan dan di wilayah mana. Termasuk sumber pendanaan.

Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan SMK, D3, dan S1, Ayo Daftar

Yang tak kalah penting lainnya, sosialisasi kepada masyarakat setempat.

Terlebih yang memiliki potensi terdampak ataupun tidak agar lebih peduli terhadap upaya mitigasi dan adaptasi.

"Pemerintah perlu membangun teknologi untuk mitigasi dan adaptasi karena dengan peningkatan kapasitas maka risiko bencana akan berkurang," tutup dosen Fakultas Geografi UGM ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Kamera di Behel Gigi Lolos saat UTBK, Panitia: Tak Terdeteksi Metal Detector

Kamera di Behel Gigi Lolos saat UTBK, Panitia: Tak Terdeteksi Metal Detector

Edu
Lahirkan Pemimpin Muda untuk Kelola Alam, BEKAL Pemimpin 4.0 Gelar Kelulusan

Lahirkan Pemimpin Muda untuk Kelola Alam, BEKAL Pemimpin 4.0 Gelar Kelulusan

Edu
UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Kecurangan UTBK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Edu
Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Edu
Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Edu
Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Edu
Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Edu
Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Edu
6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau