Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2021, 07:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki kreativitas tinggi menjadi salah satu keterampilan yang wajib dimiliki siswa pada abad 21.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.

Hal ini berarti bahwa kreativitas yang dimiliki seseorang dapat membantu mereka untuk berpikir out of the box dan selalu dapat menciptakan sesuatu yang baru dalam hal yang dilakukan.

Baik orangtua dan guru harus terus mendorong agar kreativitas tumbuh dalam diri anak. Namun dalam tumbuh kembang anak, ternyata ada kebiasaan-kebiasaan yang justru menjadi faktor penghambat kreativitas tersebut.

Baca juga: Catat! 8 Oktober 2021 Diumumkan Hasil Seleksi PPPK Guru Tahap I

Merangkum dari laman akupintar.id, Selasa (5/10/2021), menerangkan faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi faktor penghambat perkembangan anak sekaligus faktor penghambat kreativitas siswa. Yuk simak bersama informasi berikut ini.

1. Melarang dan memberi ancaman

Tanpa disadari, sering kata-kata yang dilontarkan baik guru maupun orangtua adalah bentuk larangan atau ancaman.

Banyak ahli mengatakan cara-cara seperti ini sangat tidak dianjurkan untuk diterapkan pada siswa. Sering melarang, mengancam, atau menakut-nakuti siswa akan membuat mereka tidak berani mengambil risiko. Secara otomatis hal ini membuat anak pasif.

Tidak memberikan larangan bukan berarti siswa atau anak bisa bebas melakukan hal yang diinginkan. Guru yang baik tentu mengetahui rambu-rambu membiarkan melakukan sesuatu atau meminta mereka untuk tidak melakukan sesuatu.

Baca juga: Seperti Ini Etika Mengikuti Pembelajaran Online Saat Pandemi Covid-19

2. Membatasi rasa ingin tahu

Kreativitas anak dibangun dari rasa ingin tahu. Namun jika seseorang membatasi rasa ingin tahu pada anak ternyata bisa memberi dampak buruk dan menjadi hambatan berpikir kreatif siswa.

Apalagi jika kebiasaan menghentikan rasa ingin tahu anak dilakukan secara terus menerus. Mereka akan berpikir bertanya akan membuat guru atau orangtua justru marah sehingga anak memilih lebih baik diam saja.

Orang yang lebih dewasa sebaiknya tidak mengekang rasa ingin tahu siswa hanya karena ingin suasana berjalan dengan tenang. Untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa, gur bisa mengaplikasikan berbagai metode mengajar salah satunya dengan belajar di luar kelas atau studi banding.

Baca juga: Raih IPK 3,95, Seperti Ini Tips dari Wisudawati Terbaik ITS

3. Memberikan komentar negatif

Hambatan berpikir kreatif lainnya adalah dengan memberikan komentar-komentar negatif pada siswa. 

Contoh komentar negatif yang bisa saja menghambat siswa berpikir kreatif misalnya 'Masak seperti ini saja tidak bisa?'. Kalimat-kalimat negatif seperti ini dapat mematahkan semangat dan antusiasme siswa dalam belajar.

Siswa juga akan berpikir mereka tidak mampu melakukan apa-apa dengan baik atau merasa dirinya tidak berguna. Kondisi ini tentu pasti akan memicu turunnya kreativitas. Guru atau orangtua dapat memilih kata-kata yang menyadari kesalahannya tanpa mengecilkan hatinya.

4. Kegiatan belajar yang monoton

Hambatan kreativitas yang tanpa disadari telah diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan kegiatan belajar yang monoton. Siswa diberikan tugas yang sama dari waktu ke waktu sehingga membuat siswa menjadi seperti robot karena selalu melakukan hal rutin.

Baca juga: Unpad Siapkan Hybrid Learning, Ini Manfaatnya bagi Mahasiswa

Kegiatan belajar lain yang menjadi faktor penghambat kreativitas siswa adalah dengan memberikan drilling. Siswa selalu 'disuapi' sehingga tidak ada keinginan untuk berusaha sendiri. Untuk mengindari hal itu, guru bisa melakukan cara-cara yang dapat membuat kemampuan berpikir kreatif siswa dapat terstimulasi dan terasah dengan baik.

5. Mengharuskan siswa selalu 'seragam'

Perlu ditanamkan pada siswa bahwa menjadi berbeda itu tidak apa-apa. Masih ada guru dan orangtua yang memberi label pada anak dengan sebutan aneh atau bandel hanya karena mereka melakukan sesuatu yang berbeda dari teman-temannya.

Padahal, jika ditilik lebih dalam siswa seperti ini memiliki potensi besar yang harus selalu mendapat dukungan. Anak bisa diberi kebebasan dalam berpendapat selama dilakukan dengan cara sopan. Dengan memberikan pilihan dalam kegiatan belajar maupun penyelesaian tugas dapat melatih cara berpikir untuk mendapatkan solusi baru dan kreatif.

Baca juga: 99 Persen Pondok Pesantren Sudah Adakan PTM Terbatas

Demikianlah 5 faktor penghambat kreativitas siswa. Baik orangtua dan guru disarankan menghindari hal-hal tersebut supaya kreativitas siswa terus terasah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau