Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "Pasukan Buzzer", Siapa Saja Bisa Menjadi Apa Saja di Internet

Kompas.com - 24/01/2022, 14:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Penulis: Zulfana Imama, Pemenang Tantangan Membaca #SaksiPasukanBuzzer

KOMPAS.com - Jika bukan karena membaca ringkasan di sampul belakang buku dan memergoki tulisan “Novel” yang tertera di sudut kanan bawah buku, saya hampir mengira buku Pasukan Buzzer karya Chang Kang- Myoung, yang berjudul ???? (Daetgeulbudae) adalah buku nonfiksi.

Rasanya prasangka ini tidak berlebihan. Buzzer adalah istilah yang sejak beberapa tahun belakangan ini semakin marak diperbincangkan, sangat dekat dengan hal-hal yang berbau kampanye. Pilpres, pilgub, pilkada, kebijakan-kebijakan publik kontroversial, peluncuran produk baru, entah apa lagi.

Baca juga: 27 Kisah Perempuan Kuat di Buku Her Name Is..

Bahkan sebagai pengguna media sosial yang lumayan aktif, tidak jarang cuitan saya di Twitter yang mengandung kata kunci tertentu mendadak disambar seenaknya oleh akun-akun bot yang menimpali dengan makian atau kalimat-kalimat pembelaan berlebihan. Pokoknya menyebalkan.

Begitu tahu bahwa “Pasukan Buzzer” merupakan novel, saya langsung punya firasat yang mengatakan buku ini bukan sesuatu yang bisa saya baca sebagai hiburan semata. Bukan cerita haha-hehe.

Dua ratus delapan puluh sekian halaman kemudian, insting saya terbukti benar. (Memang) Bukan bacaan ringan.

Buku Pasukan Buzzer menyoroti Tim Aleph, perusahaan pemasaran online yang menawarkan jasa promosi, baik produk hingga perusahaan.

Tim Aleph digawangi oleh Sam-goong yang jago bersiasat sekaligus pakar fafifuwasweswos, Chatatkat yang luwes merangkai kata, dan 01810, yang hingga akhir kisah tak pernah diungkap nama sebenarnya, sebagai ahli komputer.

Proyek-proyek manipulasi opini yang mereka bertiga tangani selama ini bisa terbilang berjalan mulus, sehingga boleh dikatakan tampaknya ketiganya cukup berbesar kepala. Percaya diri bisa melakukan apa saja.

Tatkala sebuah tawaran pekerjaan yang tidak lazim muncul di hadapan mereka, yakni menghancurkan situs Kafe Jumda dalam rentang waktu satu bulan dengan imbalan sembilan puluh juta won, Tim Aleph pun mengiyakan. 

Baca juga: Ini Tiga Ciri Kamu Mengalami Fase Quarter Life Crisis

Meski Chatatkat dan 01810 sempat bimbang. Tanpa dinyana, proyek Kafe Jumda ini menjerumuskan Tim Aleph dalam suatu permainan yang lebih besar, yang entah apakah ketiganya berhasil keluar dari sana. Ternyata tetap hidup.

Satu hal yang paling awal mencuri perhatian saya ketika membuka buku Pasukan Buzzer, adalah judul- judul tiap bab yang tertera dalam Daftar Isi. Novel ini tampak menganggap serius dirinya sendiri.

Penulisnya sengaja mengutip kata-kata Joseph Goebbels yang beredar di internet, walau kemudian disertai penafian bahwa tidak bisa dipastikan apakah Goebbels benar-benar pernah mengucapkan hal-hal yang dikutip tersebut.

Di titik ini, alis saya sudah terangkat. Menarik. Jajaran judul bab pada novel "Pasukan Buzzer" yang sungguh lain dari yang lain

Cerita disajikan dalam bentuk kombinasi narasi dan transkrip rekaman wawancara yang alurnya maju- mundur. Agak membingungkan, terus terang. Butuh konsentrasi khusus agar tidak tersesat di tengah- tengah membaca. Komposisi tiap bab boleh dibilang formulaik: transkrip rekaman, foya-foya, seks atau aktivitas sejenis, paparan kegiatan manipulasi opini. Ulangi.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau