Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unair: 3 Faktor Penyebab Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia

Kompas.com - 29/03/2022, 08:14 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit ginjal, merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita. Sekitar 850 juta orang menderita penyakit ginjal di seluruh dunia. Dengan kasus kematian yang disebabkan penyakit ginjal semakin meningkat setiap tahunnya.

Pakar Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Mochammad Thaha memperkirakan bahwa penyakit ginjal diproyeksikan akan menjadi 5 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2040 mendatang.

Setidaknya 10 persen populasi dunia menderita penyakit ginjal kronis, dan diperkirakan 9 dari 10 penderita tersebut tidak menyadari akan bahaya penyakit yang diidapnya.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Dalam hal ini, literasi bahaya penyakit ginjal kronis sangat dibutuhkan untuk masyarakat.

“Kesehatan ginjal tentunya berlaku untuk siapa saja dan berlaku di mana saja, mulai pencegahan sampai deteksi dini serta pemerataan akses pelayanan,” ujar Dosen FK tersebut dilansir dari laman Unair.

Penyakit ginjal umumnya tidak bergejala sehingga tidak mudah untuk memahami penyakit ini.

Akibatnya banyak orang yang tidak mengetahui kapan harus bertindak dan mencari pertolongan medis, mengingat tanda dari datangnya penyakit tidak dapat dilihat dan diraba.

“Dalam hal ini, kesadaran untuk bertindak akan meningkat melalui literasi kesehatan,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, terdapat tiga faktor risiko utama terkait penyakit ginjal kronis khususnya di Indonesia, yaitu hipertensi, obesitas, dan diabetes. Ketiganya sangat mempengaruhi terancamnya kesehatan ginjal.

1. Hipertensi

Prof Thaha menyebutkan bahwa hipertensi memiliki nilai rerata prevalensi sebesar 34,1 persen pada 34 provinsi, dengan nilai prevalensi per-provinsi terendah sebesar 22,2 persen dan prevalensi tertinggi sebesar 44,1 persen.

Baca juga: Peneliti Unair Hadirkan Produk Herbal Obati Gula Darah dan Kolesterol

2. Obesitas

Sedangkan obesitas memiliki nilai rerata prevalensi sebesar 21,8 persen pada 34 provinsi, dengan nilai prevalensi per-provinsi terendah sebesar 10,3 persen dan prevalensi tertinggi sebesar 30,2 persen.

3. Diabetes

Memiliki Prevalensi Diabetes Melitus sebesar 8,5 persen. “Sedangkan nilai rerata prevelensi penyakit ginjal kronis sebesar 3,8 permil pada 34 Provinsi, dengan nilai prevalensi per-provinsi terendah sebesar 1,8 permil dan tertinggi sebesar 6,4 permil” ungkapnya.

Hal tersebut membuktikan bahwa penyakit ginjal menjadi ancaman masyarakat akan kesehatan yang kurang terpelihara. Belum lagi, edukasi yang minim terhadap pola kesehatan guna mendukung ginjal yang sehat.

Oleh karenanya, program literasi kesehatan bagi seluruh kalangan perlu digiatkan secara berkesinambungan.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Ia memberikan contoh mengenai teknik komunikasi dan kolaborasi yang dapat mendukung perkembangan ide dan solusi dalam tatalaksana pelayanan ginjal. “Ambil contoh seperti di Instalasi Dialisis RS Universitas Airlangga,” sebutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com