Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Kompas.com - 21/03/2021, 10:10 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Gaya hidup dan seiring bertambahnya usia, beragam keluhan penyakit bisa berdatangan, salah satunya asam urat yang kerap mengganggu kenyamanan.

Asam urat yang secara ilmiah dinamakan goat muncul akibat kandungan kadar asam urat dalam darah yang melampaui batas normal.

Asam urat yang berlebihan akan terakumulasi dalam darah sebagai kristal berbentuk jarum dapat menyebabkan rasa nyeri pada persendian. Umumnya perempuan lebih berisiko terkena asam urat.

Strategi pengobatan yang dapat dilakukan umumnya secara kimia dengan bantuan obat golongan urikosurik ataupun urikostatik seperti allopurinol sebagai penghambat pembentukan asam urat.

Baca juga: Guru Besar IPB Temukan Formula Minuman Penurun Gula Darah

Namun, terdapat beberapa efek samping bila obat kimia dikonsumsi dalam jangka panjang, seperti demam bahkan pembentukan batu ginjal.

Guru Besar IPB University dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Prof Dyah Iswantini menjelaskan terdapat beberapa tanaman herbal yang dapat berkhasiat sebagai obat penyembuh asam urat.

“Peningkatan penyakit goat sering bersamaan juga dengan obesitas dan penuaan, sehingga perlu ditekankan pengembangan strategi pencegahan dan penanganan goat tersebut,” ungkapnya dalam webinar Sapa Agrianita Faperta (Fakultas Pertanian) IPB University Seri 2: Hidup Sehat dengan Herbal, seperti dilansir dari laman IPB.

Ragam tanaman herbal sebagai obat alami turunkan asam urat

Ia menyebut, tanaman herbal lokal seperti sidaguri, kaya akan kandungan alkaloid dan tanin dan berkhasiat sebagai obat diuretik dan analgesik.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Dengan tambahan seledri dan tempuyung, obat asam urat herbal tersebut bahkan dapat bersifat sama seperti allopurinol yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase.

Hal yang paling penting, kata dia, produk tersebut telah memenuhi aspek jamu yang baik dan terbuat dari bahan baku terstandarisasi.

Terlebih lagi pemerintah telah mencanangkan saintifikasi jamu yang hanya difokuskan pada empat penyakit, salah satunya asam urat.

Hasil penelitian obat anti goat dilakukan melalui proses yang panjang mulai dari tahun 2003. Hasil uji in vitro dan in vivo formulasi obat anti goat dan dibandingkan dengan allopurinol pun tergolong mengesankan.

Uji toksisitas akut pun menunjukkan formula yang diuji hampir tidak toksik sehingga aman dikonsumsi.

“Penurunan kadar asam urat dengan formulasi jamu anti goat dinilai setara bahkan melebihi allopurinol,” sebutnya.

Baca juga: Indofood Buka Lowongan Kerja 2021 untuk Lulusan SMA, D3-S1

Produk komersial anti goat tersebut telah mendapatkan dua hak paten dan beberapa penghargaan seperti “Widyasilpawijana” Duta IPTEK dan “Best Research” dari Ristek Kalbe Science Awards.

Obat herbal anti goat dengan mekanisme inhibisi kompetitif tersebut masih pada tahap hilirisasi dan perlu penelitian lanjutan dalam waktu dekat. Dalam waktu kurang lebih dua tahun diharapkan dapat dikomersialkan.

Prof Arif Satria, Rektor IPB University mengatakan bahwa Indonesia perlu mewujudkan kedaulatan obat-obatan. Indonesia masih memiliki tantangan untuk memproduksi obat sendiri yang bergantung pada sumber daya alam lokal yang sangat berpotensi.

Tugas cendikiawan yakni harus menganalisis penggunaan tanaman herbal lokal yang digunakan masyarakat dengan efektivitasnya secara saintifik.

Ketua Agrianita IPB University, Retno Widayawati mengatakan kegiatan Sapa Agrianita diharapkan dapat menjadi wahana penyebaran ilmu-ilmu yang dibutuhkan khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com