Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala TBC dan Cara Pengobatannya Menurut Dokter RSND Undip

Kompas.com - 29/03/2022, 14:11 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Seperti diketahui, Covid-19 menyerang sistem pernafasan manusia. Selanjutnya Covid-19 juga bisa menyerang hingga organ paru-paru.

Saat Covid-19 telah menyebar di paru-paru, kamu juga berisiko untuk mengalami pneumonia. Namun jauh sebelum ada Covid-19, ada penyakit lain yang juga menyerang paru-paru.

Menurut sejarah pada tanggal 24 Maret 1882, Robert Koch pertama kali menemukan kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberkulosis.

Tuberkulosis (TBC) atau TB merupakan penyakit menular akibat dan umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain. Hingga saat ini tiap tanggal 24 Maret selalu diperingati Hari Tuberkulosis (TB) sedunia.

Baca juga: Prodi Soshum Terketat di SNMPTN 2022, Ada Jurusan Ilmu Komunikasi

Kenali gejala TBC

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro (Undip) dr. Dinda Saraswati R, gejala TBC ada yang khas dan tidak khas.

Dinda menerangkan, gejala TBC yang khas berupa batuk darah. Sedangkan yang tidak khas seperti batuk berdahak biasa, penurunan berat badan, dan meriang.

Dinda menekankan, bagi yang mengalami gejala tersebut, tidak ada salahnya untuk melakukan screening ke fasilitas kesehatan untuk mengetahui kondisi jenis batuk.

"TBC bukan karena genetik melainkan karena kontak erat. Artinya dengan satu rumah kontak dekat dalam waktu yang cukup lama bisa menularkan," terang Dinda seperti dikutip dari laman Undip, Selasa (29/3/2022).

Baca juga: 20 Program Studi Saintek Paling Ketat di SNMPTN 2022, Ada Pilihanmu?

Kuman TB tidak tahan sinar matahari

Dinda menerangkan, kuman TB ini memang sudah terbukti tidak tahan terhadap sinar matahari.

"Apabila terkena sinar matahari dalam waktu setengah jam, kuman yang ada di udara akan mati," ujar Dinda.

Dinda menjelaskan, penyembuhan TBC, tetap menggunakan obat anti TB yang telah diterapkan oleh Kementerian Kesehatan. Pengobatannya dengan cara mengonsumsi obat setiap hari selama 6 bulan untuk kasus yang tidak resistensi obat.

Tetapi apabila pasien tersebut terkena TB yang jenis resistensi obat makan pengobatannya akan lebih panjang dan dengan kombinasi obat yang lebih kompleks.

"Kuman TB saat menginfeksi paru-paru seperti membangun rumah. Batuk berdarah atau tidak tergantung seberapa luas kerusakan yang diakibatkannya, apakah ia mengenai pembuluh darah atau tidak," ungkap Dinda.

Baca juga: 20 PTN Penerima Peserta SNMPTN 2022 Terbanyak

Batuk darah segera periksa ke rumah sakit 

 

Dia menambahkan, semua batuk darah belum tentu TB, sehingga penderita harus memeriksakan diri untuk memastikannya. Masyarakat juga harus selalu diedukasi, jika batuk darah segera diperiksakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com