KOMPAS.com - Pola tidur sebagian orang saat bulan Ramadhan kerap mengalami perbedaan dengan hari biasanya.
Bagi muslim yang berpuasa, harus bangun lebih awal untuk melakukan sahur sangat dianjurkan.
Namun, banyak dari kalangan masyarakat yang tidak kuat menahan kantuk sehingga setelah menyantap makanan sahur mereka langsung tidur kembali.
Kebiasaan tidur setelah sahur ini dinilai bisa membahayakan kesehatan kita. Sebab sistem pencernaan memerlukan setidaknya 3 jam dalam mengolah makanan sampai menjadi sari makanan.
Baca juga: Peneliti Unair Hadirkan Produk Herbal Obati Gula Darah dan Kolesterol
Selama tidur, hampir seluruh fungsi tubuh berhenti bekerja sementara kecuali jantung, otak, dan paru-paru. Sehingga, makanan tidak bisa dicerna bila seseorang langsung tidur setelah menyantap makanan.
Pakar Kesehatan sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Dede Nasrullah, menjelaskan 6 hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan tidur setelah sahur.
“Saat tertidur akan terjadi pelonggaran klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke bagian kerongkongan. Panas di dada, tenggorokan panas, mual, bersendawa, dan mulut pahit adalah gejala yang menunjukkan refluks, sehingga untuk mencegah hal tersebut kita bisa menunggu setidaknya 3 jam sehingga makanan tersebut dapat diolah secara sempurna,”jelas Dede dilansir dari laman UM Surabaya.
Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat
Dampak selanjutnya, akan terjadi penumpukan lemak jika setelah makan sahur seseorang memutuskan untuk tidur.
Sebab kalori akan tersimpan menjadi lemak apalagi yang dikonsumsi pada saat sahur adalah karbohidrat dan lemak.
Ketiga dapat memicu sakit tenggorokan, sensasi panas tidak hanya terjadi pada dada, akan tetapi juga terjadi pada tenggorokan dikarenakan hal ini merupakan lanjutan dari efek GERD.
“Ke empat adalah serangan jantung. Orang yang mengonsumsi makanan berat dan langsung tidur maka akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika tekanan darah tidak kunjung menurun dan berlangsung dalam waktu yang lama, akan meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya,”imbuh Dede
Baca juga: Ibu Bunuh Anak di Brebes Idap Gangguan Jiwa? Ini Kata Pakar UM Surabaya
Ke lima ketika seseorang langsung tidur setelah makan sahur yakni dapat memicu penyakit stroke.
Karena tidur setelah sahur dapat menyebabkan sistem pencernaan sulit untuk dapat mencerna makanan, sehingga lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak.
Oleh sebab itu, suplai darah yang terkonsentrasi menuju perut ini dapat membuat otak bisa kekurangan oksigen dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan stroke.
“Terakhir adalah konstipasi atau sembelit, proses pengosongan lambung terjadi kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 jam setelah makan," ujarnya.
Posisi tiduran atau berbaring akan menghambat proses pengosongan lambung. "Jika hal ini terjadi maka akan memicu terjadinya penyakit konstipasi atau sembelit kesulitan buang air besar,”pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.