Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Berbasis Bermain Kembangkan Potensi Siswa secara Penuh

Kompas.com - 23/10/2022, 17:01 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Suara canda tawa langsung terdengar begitu memasuki ruangan bernuansa putih dan cokelat itu. Masuk lebih dalam, terlihat anak-anak berusia 3 sampai 5 tahun sedang berbaris dan berjalan rapi dengan senyuman. Mereka siap untuk bermain.

Melalui bermain, anak dapat belajar dan melatih beragam kompetensi, mulai dari berinteraksi, berkomunikasi, berbagi, dan aspek-aspek penting lain untuk mengembangkan potensi dirinya.

Baca juga: Tanda Anak Usia Dini Sudah Siap Masuk TK, Bukan Hanya Soal Usia

Inilah yang diterapkan oleh SPH Pluit Village. Sekolah ini menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis bermain (play-based learning) untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Berdiri sejak tahun 2014, SPH Pluit Village memiliki visi-misi membina siswa-siswi dari PAUD hingga SMA untuk berkembang dan menyadari potensi penuh mereka untuk menjadi pemimpin berpengetahuan luas yang melayani Tuhan.

Ruang anak bertumbuh di luar kelas

Mewujudkan fokus utama tersebut, pada Jumat (21/10/22) SPH Pluit Village resmi membuka pusat Taman Kanak-kanak (TK) bernama Kindy Center.

“SPH Pluit Village sama seperti semua sekolah SPH lain yang memiliki berbagai kegiatan termasuk musik, seni, dan studi Alkitab. Ini semua merupakan cerminan dari pendidikan holistik transformasional di YPPH,” ucap Executive Director Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH), Stephanie Riyadi pada konferensi pers di SPH Pluit Village, Sabtu (21/10/22).

Stephanie menambahkan, YPPH melalui SPH sedang mengembangkan lebih banyak area bermain dan area kolaborasi di mana siswa dapat tumbuh di luar kelas.

Baca juga: 10 Siswa SD Raih Medali Emas Olimpiade Sains Nasional 2022

Stephanie Riady (kiri), Tim Heading (tengah), dan Matthew Mann (kanan) pada konferensi pers pembukaan Kindergarten Center di Sekolah Pelita Harapan (SPH) Pluit Village, Sabtu (21/10/22).Dok. SPH Pluit Village Stephanie Riady (kiri), Tim Heading (tengah), dan Matthew Mann (kanan) pada konferensi pers pembukaan Kindergarten Center di Sekolah Pelita Harapan (SPH) Pluit Village, Sabtu (21/10/22).

Baca juga: Dosen UAD Kenalkan Teknik Membaca Nyaring ke Siswa TK, Ini Manfaatnya

Ia mengatakan, hal tersebut berdasar dari banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa perkembangan fisik dan aktivitas dari interaksi di luar kelas adalah umpan balik terhadap perkembangan akademik siswa.

Sekolah berupaya menjangkau lebih banyak keluarga di Indonesia, khususnya di sekitar wilayah Pluit dengan memperluas pusat pembelajaran TK mereka.

Perluasan fasilitas ini memungkinkan sekolah untuk melayani lebih banyak siswa muda dan membangkitkan generasi pembelajar yang percaya diri. Bahkan, memiliki banyak keluarga yang dapat diberkati dengan adanya sistem edukasi di SPH Pluit Village.

“Harapan saya adalah bisa mendapatkan keluarga sebanyak yang kami bisa untuk dapat masuk, menjadi bagian kami, dan diberkati oleh komunitas Kristen ini, serta menjadi bagian dari pendidikan kami,” ucap Head of School SPH Pluit Village, Tim Heading.

SPH Pluit Village secara khusus membagi jenjang pendidikan menjadi tiga, yaitu K1 rentang usia 3 tahun, K2 rentang usia 4 tahun, dan K3 rentang usia 5 tahun.

Metode pembelajaran berbasis bermain

Ruang belajar yang terdapat di Kindy Center, Sekolah Pelita Harapan (SPH) Pluit Village.Dok. SPH Pluit Village Ruang belajar yang terdapat di Kindy Center, Sekolah Pelita Harapan (SPH) Pluit Village.

Di SPH Pluit Village, pendekatan berbasis bermain pada dasarnya menggabungkan kebutuhan siswa untuk bermain dan belajar.

Mata pelajaran diintegrasikan melalui kegiatan langsung untuk melibatkan semua indera, memungkinkan mereka untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri dengan pemikiran bebas terstruktur dan kegiatan eksplorasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com