Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Emisi Karbon, 15.000 Pohon Ditanam di Hutan Kampus IPB

Kompas.com - 16/12/2022, 13:58 WIB
Angela Siallagan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Institut Pertanian Bogor (IPB) dan United Tractors (UT) berkolaborasi dalam  program biodiversity guna menekan emisi karbon (carbon set-off) dengan menanam sebanyak 15.000 bibit pohon di atas lahan seluas 20 hektar yang terletk di Taman Hutan Kampus IPB.

"Harapan kami 15.000 pohon dengan luasan 20 hektar ini bisa menyerap estimasi sekitar 2000 beban emisi. Mungkin tidak banyak, tapi itu yang harus diupayakan, ditambah lagi dengan nanti kami akan melakukan sequestration carbon ditempat yang lainnya," ujar Head of Corporate Sustainability and Governance United Tractors, Sara K. loebis, di Bogor, Kamis (15/12/2022).

Baca juga: Anugerah Diktiristek, Rektor IPB Raih Penghargaan Academic Leader 2022

Lebih lanjut, Sara mengatakan penanaman pohon tersebut merupakan bagian dari rangkaian momentum HUT UT ke-50 pada 13 Oktober 2022. UT sendiri sudah menanam 35.000 pohon di lokasi lainnya dan sisanya 15.000 di Taman Hutan Kampus IPB.

“Sebagai bagian dari rangkaian momentum HUT UT ke-50, kami mencanangkan 10 Aspirasi Keberlanjutan United Tractors di tahun 2030 sebagai peta jalan perusahaan dalam menerapkan bisnis yang berkelanjutan dan implementasi ESG. Aspirasi ini seluruhnya dapat diakses oleh publik secara terbuka melalui website perusahaan,” ujar Sara K. Loebis.

Selain itu, kerja sama tersebut juga menjadi salah satu milestone bagi UT untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi lingkungan di sekitar wilayah operasional perusahaan.

“UT dan IPB dengan keunggulan masing-masing berkomitmen untuk saling bertukar pengetahuan dan teknologi untuk bersama mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission tahun 2060,” ujar Sara.

Baca juga: Pakar IPB: 60 Persen Nelayan di Indonesia Perlu Punya SIM

Dari sebanyak 15.000 pohon tersebut, terdapat tujuh jenis pohon yang ditanam yakni pohon Meranti, Nangka Madu, Jambu Mutiara, Matoa, Rambutan Binjai, Kemang, dan Jambu Biji Merah.

Ke tujuh jenis tanaman tersebut dipilih karena memiliki kemampuan untuk penyerapan karbon yang tinggi dan menghasilkan buah yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Kedepannya, aksi penanaman pohon tersebut menjadi laboratorium lapang bagi fakultas kehutanan IPB.

"Penanaman pohon yang dilakukan hari ini bukan hanya menghasilkan oksigen, tetapi menjadi laboratorium lapang bagi mahasiswa khususnya fakultas kehutanan, sehingga harus benar-benar dipelihara, dipantau, dan diukur juga karbonnya," ujar Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB, Naresworo Nugroho.

Baca juga: Di NTT, Dosen IPB Kenalkan Budidaya Padi SRI yang Hemat Air

Selain itu, bertujuan untuk menerapkan kegiatan Tri Dharma yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Juga membantu pemerintah dalam membantu pemerintah dalam hal program Folu Net Sink yakni rancangan sistematis yang dibangun dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan dan lahan.

“Saya rasa banyak sekali hal-hal yang bisa kita dapatkan dengan menanam pohon, tidak hanya sebagai penghasil oksigen, tetapi juga meneruskan program pemerintah. Kalau dalam lingkungan hidup dan kehutanan ada disebut program folu net sink, target mitigasi perubahan iklim mengurangi polusi, menyerap CO2, dan menambah cadangan karbon,” ujarnya.

Baca juga: IPB Juara Umum Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2022

Sementara itu, Wakil Rektor III IPB, Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan penanaman pohon tersebut juga membangun kepercayaan (lesson learned) yang memberikan nilai yang lebih tinggi kepada hutan agar masyarakat menikmati hasilnya.

Seperti diketahui akhir-akhir ini hutan semakin terancam, padahal jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan manfaat yang besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com