Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Unair: Dua Alasan Orang Terdekat Bisa Jadi Pelaku Kekerasan

Kompas.com - 20/03/2023, 20:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak berita mengenai kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat para korban kekerasan. Bahkan, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT menjadi kasus kekerasan cukup banyak jadi.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Tiara Diah Sosialita mengatakan bahwa siapapun berpeluang untuk melakukan tindakan kejahatan hingga tindakan keji meski ia sosok orang terdekat.

Ada beberapa aspek dari sudut pandang psikologi yang mempengaruhi hal ini. Pertama, rasa kedekatan yang sudah terjalin.

"Jadi mereka (pelaku kekerasan) merasa punya kontrol dan kuasa pada korbannya,” kata Tiara, dilansir dari laman Unair.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Pada kasus ini, pelaku biasanya merupakan pihak yang merasa superior.

“Mereka menggunakan power, kekuasaan yang dimiliki untuk memaksakan keinginan pada orang lain bisa pada pasangan, kerabat, bahkan anak,” ungkapnya.

Kasus kekerasan yang berhubungan dengan orang terdekat tak hanya dilakukan secara fisik tapi juga psikis.

Kedua, masalah emosional yang dimiliki pelaku juga termasuk pemicu.

“Pelaku yang merupakan orang terdekat bisa merasa cemburu, iri, atau apapun itu emosi negatif. Ini bisa memicu munculnya keinginan untuk melakukan tindakan kejahatan,” ungkap Tiara.

Pengalaman traumatis yang menimbulkan masalah emosional juga ikut terlibat dalam hal ini.

“Pengalaman traumatis yang misal membuat mereka tega untuk melakukan tindakan kejahatan karena tidak bisa mengelola emosi dengan baik,” jelasnya.

Baca juga: Psikolog Klinis: Inilah Dampak bagi Anak yang Menyaksikan KDRT

Perasaan emosi yang dilampiaskan kepada orang terdekat didasari oleh persepsi bahwa apabila emosi tersebut dilampiaskan kepada mereka maka orang terdekat tersebut akan menerima.

“Intinya jika perilaku jahat atau keji dilakukan orang terdekat, kalau tidak dipicu masalah emosional yang belum terselesaikan, ya, adanya relasi kuasa,” ucap Tiara.

Tiara berpesan kepada masyarakat untuk mengenali bentuk emosi diri sendiri.

Apabila masyarakat menyadari bentuk emosi yang dirasakan bisa membahayakan orang lain, maka segera cari bantuan pengobatan serta dukungan.

“Hal ini dapat membantu kita agar bisa mengatasi masalah yang kita rasakan, agar tindakan kejahatan tidak bisa terjadi atau berulang lebih buruk di masa depan,” pungkas Tiara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Edu
Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Edu
SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

Edu
Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau