Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen FK Unair: 2 Pemicu Gagal Ginjal Patut Diwaspadai

Kompas.com - 19/06/2023, 19:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Kesehatan menjadi hal yang sangat penting bagi siapa saja. Sebab jika sakit, maka semua aktivitas akan terganggu.

Salah satu penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia ialah gagal ginjal. Ada dua pemicu dari gagal ginjal.

Dosen Divisi Ginjal Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) dr. Decsa Medika Hertanto, Sp.PD, FINASIM., memberikan penjelasan.

Menurutnya, gagal ginjal kronis merupakan suatu kondisi yang mana ginjal tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.

Baca juga: Ini 8 Penyebab Gagal Ginjal

Ginjal memiliki fungsi seperti membuang racun, menyaring cairan berlebih, mengontrol tekanan darah dan lain sebagainya.

"Penyakit ini tidak ada gejala pada saat awal stadium, spektrumnya juga luas sehingga gejalanya bermacam-macam," ujarnya dalam program Dokter Edukasi Dokter Unair TV, Jumat (16/6/2023) seperti dikutip dari laman Unair.

Ia juga menjelaskan, gejala yang terjadi pada penderita penyakit gagal ginjal sangat beragam. Namun yang paling sering masyarakat temui adalah akibat hipertensi (tekanan darah tinggi) dan kencing manis.

Dikatakan, kedua penyakit tersebut tidak menimbulkan gejala awal bagi penderita. Selain kedua penyakit itu, risiko terkena penyakit gagal ginjal juga bisa penderita autoimun alami.

Yaitu orang yang mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri tanpa resep dokter dan penyakit batu ginjal atau infeksi saluran kemih.

"Selain itu, faktor usia dan konsumsi makanan serta pola hidup sehat juga bisa mempengaruhi. Apalagi pola hidup sehat yang makin menurun dapat meningkatkan risiko gagal ginjal," kata dia.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal pada Anak, Dosen FK UB: Masyarakat Jangan Panik

Adapun hipertensi dan kencing manis merupakan silent killer yang tidak memiliki gejala awal, tetapi jika sudah mencapai titik komplikasi tertentu bisa menyebabkan kondisi yang fatal hingga menyebabkan kematian.

Kedua penyakit itu seringkali tidak dianggap serius oleh masyarakat karena tidak memiliki keluhan yang signifikan.

Konsumsi obat yang tidak teratur dapat mengakibatkan tekanan darah naik maupun gula darah naik yang berakibat pada kerusakan ginjal.

Kondisi itu sering disalahpahami oleh masyarakat bahwa kerusakan ginjal terjadi akibat terlalu sering mengonsumsi obat untuk hipertensi maupun diabetes.

Tetapi justru sebaliknya, mengonsumsi obat hipertensi dan kencing manis secara teratur bisa mengurangi risiko kerusakan ginjal.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com