Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Formasi Pasukan 17, 8, dan 45 dalam Paskibraka

Kompas.com - 27/07/2023, 06:30 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2023, sebagian siswa akan bergabung menjadi pasukan pengibar bendera atau biasa disebut Paskibraka.

Siswa yang terpilih menjadi Paskibraka bisa saja bergabung dalam Paskibraka tingkat kabupaten/kota (kantor bupati/walikota), provinsi (Kantor Gubernur), dan di tingkat nasional (Istana Merdeka).

Saat kamu bergabung menjadi anggota Paskibraka, ada tiga formasi pasukan yang perlu kamu ketahui.

Bergabung menjadi pasukan Paskibraka tidak hanya menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, tetapi juga banyak manfaat lain, seperti melatih kedisiplinan dan belajar bekerja sama dengan tim.

Baca juga: Cek 2 Jurusan SMK yang Tidak Bisa Masuk Polisi

Sejarah Paskibraka

Dilansir dari laman Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan), Rabu (26/7/2023), berikut penjelasan formasi pasukan 17, 8, dan 45 pasukan Paskibraka yang perlu kamu ketahui.

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Anggotanya berasal dari pelajar SMA sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.

Paskibraka punya sejarah panjang. Awalnya gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Memperingati HUT pertama Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.

Mutahar kemudian punya gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.

Namun gagasan itu tidak mungkin terlaksana, sehingga Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta.

Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.

Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.

Baca juga: Jardine UGM Scholarship 2023 Dibuka, Ada Biaya Hidup Selama 3 Tahun

Pasukan 17, 8, dan 45 dalam Paskibraka

Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cara Registrasi Akun SNPMB dan Daftar UTBK SNBT 2025, Cek Aturan Pilih Prodinya

Cara Registrasi Akun SNPMB dan Daftar UTBK SNBT 2025, Cek Aturan Pilih Prodinya

Edu
Uhamka dan Kementerian P2MI Jalin Kerja Sama Pelatihan Pekerja Migran Bidang Keperawatan

Uhamka dan Kementerian P2MI Jalin Kerja Sama Pelatihan Pekerja Migran Bidang Keperawatan

Edu
Kapan Pendaftaran Akmil 2025? Cek Syarat Nilai Rapor, Usia dan Tinggi Badan

Kapan Pendaftaran Akmil 2025? Cek Syarat Nilai Rapor, Usia dan Tinggi Badan

Edu
Lepas Status WNI, Ini Pendidikan Dewi Soekarno, Belajar Bahasa Inggris sejak Muda

Lepas Status WNI, Ini Pendidikan Dewi Soekarno, Belajar Bahasa Inggris sejak Muda

Edu
Tren #KaburAjaDulu, Eks Stafsus Jokowi: Boleh, asal Tetap Kembali

Tren #KaburAjaDulu, Eks Stafsus Jokowi: Boleh, asal Tetap Kembali

Edu
Kisah Dika, Kuliah Gratis lewat LPDP, Kini Beri Beasiswa untuk Anak Muda di Desa

Kisah Dika, Kuliah Gratis lewat LPDP, Kini Beri Beasiswa untuk Anak Muda di Desa

Edu
Mengkritisi Skema Tukin Dosen yang Baru

Mengkritisi Skema Tukin Dosen yang Baru

Edu
Mendikdasmen Dorong Metode Belajar 'Deep Learning', Bagaimana Penerapannya?

Mendikdasmen Dorong Metode Belajar "Deep Learning", Bagaimana Penerapannya?

Edu
Siswa SMK Tak Lagi Dapat Bantuan Sertifikasi Kompetensi Imbas Efisiensi Anggaran

Siswa SMK Tak Lagi Dapat Bantuan Sertifikasi Kompetensi Imbas Efisiensi Anggaran

Edu
Kabur Aja Dulu, Indonesia Gelap, dan Kegelisahan Gen Z Kita

Kabur Aja Dulu, Indonesia Gelap, dan Kegelisahan Gen Z Kita

Edu
Pengumuman SNBP 2025: Jadwal, Link, dan Cara Mengecek

Pengumuman SNBP 2025: Jadwal, Link, dan Cara Mengecek

Edu
Mendikti Satryo: Tak Ada Pemotongan Anggaran Beasiswa dan KIP Kuliah, UKT Tidak Naik

Mendikti Satryo: Tak Ada Pemotongan Anggaran Beasiswa dan KIP Kuliah, UKT Tidak Naik

Edu
Lonjakan Peminat Prodi Seni dan Olahraga di SNBP 2025, Pendidikan Jasmani Terfavorit

Lonjakan Peminat Prodi Seni dan Olahraga di SNBP 2025, Pendidikan Jasmani Terfavorit

Edu
Gaji Maksimal Orangtua agar Lolos KIP Kuliah, Wajib Tahu!

Gaji Maksimal Orangtua agar Lolos KIP Kuliah, Wajib Tahu!

Edu
Angkat Cerita Ora si Komodo Flores, Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Ajarkan Nilai Kasih Sayang dan Kepercayaan

Angkat Cerita Ora si Komodo Flores, Playground of Nusa Nipa Sekolah Cikal Ajarkan Nilai Kasih Sayang dan Kepercayaan

Edukasi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau