Terdiri dari 15 delegasi perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan University of Nottingham, Inggris, Nottingham Global Network dilaksanakan untuk berbagi informasi dan membuka kerjasama pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini, selain di Inggris, University of Nottingham, yang telah membuka perguruan tingginya di Malaysia dan China, telah berkolaborasi di bidang riset dan pengajaran dengan 69 institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia.
"Dengan Indonesia tentu saja kami juga tertarik membuka perguruan tinggi. Hanya saja, kami masih menjajaki kesepahaman visi dan misinya. Selain itu, hal tersebut juga tergantung dari kebijakan pemerintah Indonesia. Dengan Malaysia contohnya, kami sudah 10 tahun berdiri dan itu membutuhkan waktu lama untuk penjajakannya," ujar Prof Christine Ennew, CEO Malaysian Campus-University of Nottingham, kepada Kompas.com di Kampus Binus, Jakarta, Selasa.
Ennew mengatakan, dengan Indonesia sendiri pihaknya sudah lebih dulu menjalin kerjasama baik dalam bentuk riset maupun pertukaran program. Dengan Binus University misalnya, perguruan tinggi yang memiliki rangking 10 di Inggris itu, sejak 2011 menjalin kerjasama dual degree sebagai tindak lanjut pertemuan Rektor Binus ke University of Nottingham pada 2010 lalu. Hal serupa juga dilakukan dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
"Dua tahun kuliah di sini (Indonesia), dua tahun di Nottingham," ujar Ennew.
Menurut dia, untuk memulai kerjasama-kerjasama ini memang perlu diawali dengan membangun hubungan secara konsisten. Apalagi, potensi kerjasama, baik dalam bentuk program maupun kolaborasi riset, sangat tinggi mengingat Indonesia saat ini memiliki 3000 perguruan tinggi swasta.
"Intinya, harus dibangun dulu hubungan yang baik dan kesepahaman antara kedua pihak," ujarnya.
Ihwal pertemuan ini dan kemungkinan terciptanya berbagai kerjasama tersebut, Rektor Binus University Prof Harjanto Prabowo mengatakan bahwa pihaknya dan Nottingham Global Network tengah membentuk tiga pilar yang disepakati, yaitu University of Nottingham, Binus University dan perguruan tinggi lainnya. Ketiga pilar inilah yang akan mewadahi kerjasama itu.
"Potensi kerjasama ini tentu tinggi sekali, apalagi dalam pertemuan ini kami juga melibatkan Nuni (Nationwide University Network in Indonesia). Ini kerjasama yang produktif dan pembelajaran yang terbuka untuk informasi tentang pendidikan tinggi internasional. Kalau nanti terjadi kerjasama, entah dengan bendera Nuni atau Binus, tidak masalah, yang penting terjadi kerjasama," ujar Harjanto.