"Kita harus punya ukuran sehingga UN itu sebagai diagnosis. Nantinya kita akan mengetahui bidang-bidang tertentu yang unggul dikuasai oleh siswa. UN untuk melihat mana yang perlu peningkatan, mana yang sudah bagus, termasuk sampai ke tingkat kompetensi per mata pelajaran," kata Nizam, Kamis (13/3/2014).
Nizam pun menjelaskan, pemetaan kompetensi kemampuan tersebut dilakukan melalui soal-soal dalam UN seperti mata pelajaran matematika yang di dalamnya mengandung soal rumusan geometri, logika, dan aljabar.
"Nanti kita bisa petakan per poinnya. Contoh, si X nilai rata-rata matematikanya 7, tapi logika matematika ternyata kurang, dan dia unggul di aljabar. Nah, dari situ bisa kita identifikasi melalui ujian, dia ini unggul di bidang apa," papar Nizam.
Pemetaan per siswa semacam itu, lanjut Nizam, nantinya akan dilanjutkan dengan pemetaan per sekolah hingga per wilayah. Hasil akhirnya akan diketahui, wilayah mana yang memerlukan pembinaan mutu pendidikan, baik dari sisi tenaga pengajar maupun sarana dan prasarana sekolah.
"Peningkatan mutu bisa lebih terencana dengan baik dengan mengetahui petanya," katanya.
Adapun dalam teknis pelaksanaannya, Nizam mengatakan setiap pihak terkait dengan UN harus bersikap jujur.
"Yang kita dorong dalam pelaksanaan UN itu adalah sikap jujur. Anaknya jujur, gurunya jujur, kepala sekolah jujur, pengawasnya jujur, semuanya," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.