Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyair dan Guru Besar "Nyeleneh"

Kompas.com - 23/03/2009, 22:25 WIB

Ia mencoba terus melestarikan puisi Jawa dalam bentuk geguritan. ”Saya mencurigai pengalaman saya sendiri. Kenapa saya selalu lari ke budaya Jawa? Jangan-jangan ini proses pembelajaran bagi saya untuk menjadi orang Jawa,” ungkapnya.

Lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, Suminto berupaya tak berpura-pura menjadi orang lain. Ia menorehkan puisi dengan bertolak dari pengalaman keseharian hidup. Ia menulis puisi sejak tahun 1974. Tak semua karyanya telah dipublikasi ke khalayak luas.

Baginya, puisi setelah lahir itu adalah yatim piatu. Siapa pun bebas mengeksplorasi karena puisi telah sepenuhnya menjadi milik publik.

Setiap dua bulan sekali puisi karyanya biasa dibacakan di Taman Budaya Yogyakarta, terutama oleh Komunitas Sarkem (UNY), Jaringan Anak Bahasa (Universitas Ahmad Dahlan), Sanggar Jepit (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), dan Studio Pertunjukan Sastra Yogyakarta. Selain menulis puisi, Suminto aktif menabuh gamelan Jawa. Ia juga menyiapkan kumpulan puisi berbahasa Indonesia dan berbahasa Jawa yang akan diterbitkan menjadi buku.

Suminto sempat menulis cerpen dan buku teks pembelajaran sastra. Namun, kepuasan utama tetap dia dapat dari puisi. Ini karena sejak masih di bangku SD ia menyukai puisi dan bergaul akrab dengan tembang Jawa.

Sebagai penabuh gamelan dalam rombongan pedalangan, kecintaan Suminto pada rangkaian kata terus terpupuk. Majalah yang memberi ruang bagi kebebasan berkesenian, seperti Panyebar Semangat, Joyo Boyo, dan Parikesit, makin menumbuhkan kekagumannya pada puisi.

Banyak orang bisa menulis puisi, tetapi hanya segelintir yang sanggup menjadi penyair. Karya penyair haruslah bisa dinikmati orang lain dan memberi sesuatu bagi pembacanya. Melalui puisi pula, ia mendapat energi baru dalam menjalani hidup yang membebaskan.


Data diri

Nama: Prof Dr Suminto A Sayuti

Lahir: Purbalingga, 26 Oktober 1956

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau