“Selama ini, ya memang seperti itu. Kita tidak tahu ada aturan baru yang harus disaksikan tim Unsri. Bukannya mau membela,” kata Hatta, menjawab protes itu.
Dua Jam Tegang
Ketegangan berlangsung selama dua jam, belum juga menemukan jalan tengah. Ponsel Hatta Wazol terus berdering dari penanggung jawab sub rayon yang masih menunggu kepastian. “Kardus sudah kami buka. Bagaimana? Jam berapa orang Unsri mau datang,” kata Drs Somat, Kepala Sekolah SMAN 13 Palembang dari ujung telepon. Suaranya terdengar karena Hatta menekan loudspeaker ponselnya.
Hatta akhirnya memutuskan agar semua sekolah menunggu tim dari Unsri dulu baru membuka kardus naskah soal. “Ya sudah, tenang saja, kardus yang terlanjur dibuka diamkan dulu, jangan melakukan aksi apapun sebelum pihak Unsri datang,”kata Hatta mengimbau semua Kepsek Penanggung jawab sub rayon.
Di tengah situasi ketegangan di Disdikpora Palembang, pihak SMAN 1 Palembang (sub rayon 1) telah membuka koli berisi naskah soal. Kepala SMAN 1 Palembang, Dra Sukesi Kumalayanti MM, mengatakan, pihaknya tidak membuka soal UN. Kegiatan itu disaksikan anggota polisi.
“Soal tidak boleh dibuka, tapi kolinya saja untuk disimpan dan diamankan. Kita sudah siap, besok pagi SMA Srijaya mengambil soal ke sini,” katanya.
SMAN 3 Palembang juga membuka 14 koli besar berisi soal UN dan dua koli berisi LJUN. Dokumen rahasia negara itu dimasukkan dalam satu ruangan yang pintunya disegel dengan lakban dan segel khusus dari Disdikpora Palembang. Rojali SPd, Wakasek Kurikulum mengatakan, pihaknya disaksikan polisi tidak membuka lembar soal.
Sementara di Disdikpora Palembang, tepat pukul 11.15, Ketua Penanggung Jawab Pengawas Unsri, Dr Anis Assegaf, MSCE tiba di Disdikpora dan langsung menggelar rapat tertutup.
“Aksi pembongkaran apa pun tidak diizinkan kalau saksi tidak lengkap, apalagi tanpa pengawas Unsri,” katanya sambil berjalan memasuki ruang rapat.
Rapat yang dihadiri, Kadisdikpora Palembang serta para Kabid, Sekretaris Panitia UN, H Tarmizi Mairu, tiga pengawas koordinator Unsri, tiga anggota tim Independen beserta Anis Assegaf berlangsung panas. Hasilnya, Unsri melunak, menerima dan menempatkan insiden pembongkaran koli itu sebagai kondisi yang situasional.
Usai menggelar rapat, Tim Unsri dan Disdikpora langsung memantau kondisi di SMAN 1, SMAN 2, SMAN3, dan SMAN 13 Palembang. Anis dan Hatta menyegel dua pintu lemari di SMAN 1 dengan segel berlapis dua. Lapis segel pertama berwarna putih dari Disdikpora Palembang sedang segel merah kedua di atasnya dari Unsri. (sta/ahf)