Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nara, Catatan Awal Peradaban Jepang

Kompas.com - 27/04/2009, 08:13 WIB

Masalah bahasa memang kerap menjadi kendala bagi turis asing. Tetapi, beragam brosur dalam bahasa Inggris disediakan gratis di stasiun Nara. Di sini, semua barang juga sudah ditempeli harga sehingga tak perlu tawar-menawar, cukup menunjuk barangnya. Makan di restoran pun sangat mudah karena semua jenis makanan sudah dibuat tiruannya yang dipajang di etalase, lengkap dengan harganya. Jepang juga tidak memiliki budaya tips.

Kebersihan kamar kecil? Untuk yang satu ini Indonesia perlu belajar. Kamar kecil di pelosok mana pun terawat kebersihannya. Antre di stasiun kereta api ataupun di stasiun bus tidak membuat tegang (karena membayangkan kondisi WC setelah dipakai banyak pengunjung). Setiap orang merasa wajib untuk memikirkan kepentingan pemakai berikutnya. Toilet yang ditinggalkan selalu dalam kondisi bersih dan rapi. Budaya yang sungguh membuat iri.

Selain sudah menjadi sikap hidup, kenyamanan itu pun merupakan bagian dari kampanye agresif Pemerintah Jepang untuk menjadikan Jepang sebagai ”negeri pariwisata”. Sejak tahun 2003, Perdana Menteri Jepang kala itu, Koizumi, mencanangkan target untuk menggandakan kedatangan wisatawan ke negara itu menjadi 10 juta per tahun. Target itu harus dicapai pada tahun 2010.

”Sebetulnya kami optimistis target ini bisa tercapai karena pada tahun 2008 jumlah wisatawan asing yang datang sudah mencapai 8,35 juta orang, atau bertambah 4 juta orang dalam waktu empat tahun. Tetapi, kini terjadi krisis global. Kami harus terus kerja keras,” kata Toyohito Shinada, Chief Official, Divisi Promosi Pariwisata, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Turisme Jepang.

Jepang yang sudah menjadi negara industri pun merasa harus terus bekerja keras untuk membenahi industri pariwisatanya. Bagaimana dengan Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com