JAKARTA, KOMPAS.com — Jangan girang dulu ketika aplikasi beasiswa Anda diterima. Satu proses selanjutnya siap menanti dan tidak kalah pentingnya, yaitu sesi wawancara. Sesiap apa Anda menghadapinya?
Kesiapan di sini tentu saja terkait mental dan kemampuan Anda menjawab secara diplomatis pertanyaan-pertanyaan sang pewawancara. Kadar potensi dan harapan di dalam diri Anda, itulah yang akan difokuskan oleh pewawancara. Karena dari situlah, pemberi beasiswa akan menilai dan menakar perkembangan diri Anda bagi kebutuhan institusi pemberi beasiswa di masa depan.
Namun, diplomatis bukan mengajarkan Anda berbohong, tentu saja, tetapi mencari jawaban tepat, baik itu untuk mengiyakan atau "mengelak". Dan ingat, tidak ada kebohongan yang tidak terlihat dari pandangan mata dan sikap tubuh Anda ketika duduk di hadapan seorang pewawancara.
Simak beberapa pertanyaan sebagai tips di bawah ini. Tetapi, ini hanya semata panduan, bukan untuk membuat Anda menyiapkan sebuah manipulasi jawaban, yang bisa Anda sesuaikan dengan cerminan diri Anda.
Apa alasan Anda memilih perguruan tinggi ini?
Katakan sejujurnya sesuai keinginan dan cita-cita Anda. Pastikan, diri Anda yakin memilih perguruan tinggi ini.
Mengapa Anda memilih jurusan ini?
Ingat, tidak ada pemberi beasiswa yang mau memberikan beasiswa kepada Anda karena merasa salah memilih jurusan, terpaksa, atau tanpa memiliki deskripsi apa pun tentang jurusan pilihan Anda ini.
Ada baiknya, jabarkan kelebihan yang dimiliki oleh jurusan pilihan Anda itu, baik dari segi fasilitas, prestasi akademis dan non-akademis, reputasi kampus, kurikulum dan sebagainya. Ingat, yang Anda tahu saja, lain tidak perlu. Katakan tidak, jika memang Anda tidak tahu.
Apa yang Anda miliki dan bermanfaat bagi kami?
Jangan terkecoh, karena kali ini mental Anda-lah yang mulai diuji, bukan teknis. Baik itu kedekatan Anda dan orang tua, ketekunan belajar, ngotot dalam belajar, ingin terus berprestasi atau suka dengan persaingan yang ketat, ceritakan itu semua.