Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dual Language", Inikah Solusi Terbaik Pengajaran Dwibahasa?

Kompas.com - 14/05/2009, 12:30 WIB

Sinergi

Konsep pengajaran dual language-Additive Progams tersebut telah diujicobakan oleh pakar linguistik dari Universitas Arizona, yaitu Dr David Freeman dan istrinya, Dr Yvone Freeman dalam serangkaian penelitian di AS, Meksiko, Argentina, Bahrain, Hongkong, serta Kamboja. Kesuksesan program tersebut, menurut kedua pasangan ahli linguistik, terletak dari kuatnya dukungan sekolah, guru, dan orangtua dengan berbagai pelatihan-pelatihan terkait. 

Antarina mengatakan, melalui konsep dual language-Additive Programs, siswa bukan hanya didorong menguasai bahasa Inggris, melainkan juga menguatkan kemampuan bahasa ibu mereka sendiri. Dengan metode ini, sekolah bisa mengembangkan keterampilan berbahasa akademik siswa sekaligus pada kedua bahasa itu.

"Dan dengan cara itu otomatis bukan bahasa saja yang bisa diajarkan, karena mata pelajaran lain sebagai keterampilan mereka pun bisa sekaligus didapatkan secara integral," tambahnya.

Pendapat itu diamini oleh peserta seminar dari kalangan pendidik. Staf pendidik High/Scope Medan, Aniza Saragih, misalnya. "Mereka harus bisa berkembang dalam dua bahasa dan keduanya harus sama-sama berkualitas, hal ini untuk memudahkan pemahaman mereka akan materi pelajaran yang diberikan," tandas Aniza, yang menerapkan dual language of the day di sekolah tersebut.

Pendapat Cicilia Pratiwi, seorang guru di High/Scope Cilandak, lain lagi. "Cara ini mengakomodasi kebutuhan anak untuk memahami sebuah materi pelajaran, sebaliknya sebagai pendidik kami juga terbantu dalam memberikan pemahaman kepada mereka," ujar Cicilia.

Hanya, tambah Cicilia, dukungan antarsesama guru, buku pelajaran, pengelola sekolah, bahkan orangtua, harus kuat. "Kemampuan siswa berbeda-beda sehingga kasus atau permasalahannya juga tidak sama, untuk itu perlu sinergi yang baik untuk mengatasinya," kata Cicilia.

Menurutnya, di sekolah guru harus saling mendukung dalam perumusan tema. Buku-buku di sekolah juga harus yang berkualitas. "Sementara di rumah, orang tua tidak cukup hanya berpangku tangan menerima apa yang sudah diberikan oleh guru kepada putra-putrinya," ujar Cicilia. 

Senada pendapat Cicilia, Antarina menandaskan komentarnya. "Dengan metode ini, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia menjadi sama pentingnya, kualitas siswa menggunakan dua bahasa bisa diandalkan baik pada bahasa akademis maupun sosial," ujarnya. "Lebih penting lagi adalah nilai-nilai nasionalisme mereka terhadap bahasa nasionalnya tidak terkikis akibat kesehariannya di sekolah dan di rumah memakai bahasa Inggris," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com