Laporan Wartawan KOMPAS A Ponco Anggoro
JAKARTA, KOMPAS.com — Awalnya, tanpa sebab yang jelas siswa-siswa itu harus mengikuti Ujian Nasional (UN) ulang. Tak lama, informasi terbaru muncul bahwa UN ulang ditunda pelaksanaannya tanpa kejelasan waktu. Siswa pun bingung, mereka telah menjadi korban dari ketidakjelasan dan ketidakpastian.
Yudha Prasetya, murid kelas tiga IPS SMAN 2 Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ingin sekali membantu orangtuanya. Karena itu, ia tidak berminat melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi mendaftar menjadi polisi.
Berbagai berkas yang dibutuhkannya sebagai syarat pendaftaran menjadi polisi sudah diserahkan. Bayangannya, jika nanti diterima, ia bisa langsung meringankan beban orangtuanya, Rachman, yang sehari-hari bekerja di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di Ngawi. Ia juga membayangkan bisa membantu membiayai adiknya yang masih duduk di sekolah dasar.
Namun, setelah awal Juni lalu diberi tahu guru bahwa siswa kelas tiga harus mengikuti ujian nasional ulang, apa yang dibayangkannya langsung buyar. Hatinya langsung kecut. Impiannya untuk menjadi polisi dikuburnya dalam-dalam.
”Saya tidak jadi ikut tes untuk menjadi polisi. Masalahnya, saya lulus atau tidak, sampai sekarang belum jelas. UN ulang atau tidak, juga tidak jelas. Apa penyebab harus UN ulang, juga tidak jelas,” katanya. ”Cita-cita saya akhirnya kandas,” kata Yudha dengan suara lirih menahan sedih.
Bingung, sedih, dan takut. Itulah yang dirasakannya sekarang. Begitu pula yang dirasakan orangtua Yudha. Tak lain karena masa depan Yudha terancam. Apalagi pemberitaan yang ada selama ini menyudutkan mereka, seolah-solah siswa SMAN 2 Ngawi berbuat curang. Cap yang sangat menyakitkan siswa dan guru, dan dikhawatirkan akan terus diingat oleh masyarakat.
Perasaan yang dialami Yudha ini mewakili perasaan semua murid kelas tiga di SMAN Ngawi yang berjumlah 315 orang.
Sekolah berprestasi
SMAN 2 Ngawi merupakan salah satu sekolah favorit dan berprestasi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Setiap tahun tidak sedikit lulusannya yang diterima di perguruan tinggi negeri. Siswanya pun banyak yang berprestasi, memenangi berbagai macam lomba di tingkat lokal sampai nasional.