JAKARTA, KOMPAS.com — Menggantung harapan pada sekolah gratis, anak-anak miskin juga boleh bercita-cita. Anak tukang becak ingin jadi dokter, pilot, atau penyanyi, bahkan anak pemulung berhak menjadi guru. Sekolah gratis buat mereka adalah sepeser pun tak keluar uang, tahunya belajar.
Farhan, anak tukang becak di Pademangan Barat, Jakarta Utara, misalnya. Siswa Kelas V SD 09 Pademangan Barat ini mengaku ingin jadi penyanyi.
"Biar bisa banggakan bapak," ujarnya polos, sambil menulis cita-citanya di secarik kertas dan kemudian digantungnya di atas pohon, Sabtu (11/7).
Sejak di Taman Kanak-kanak, lanjut Farhan, ayah-ibunya tidak pernah keluar uang untuk sekolahnya. Bahkan, mimpi bisa sekolah pun tidak pernah muncul di mimpi Farhan, juga kedua orangtuanya.
"Bapak kan cuma tukang becak. Kata Ibu uangnya cuma buat makan, tidak boleh buat sekolah," ujar Farhan.
Lain Farhan, lain pula kisah Ainun, siswi kelas VI SD Rawa Badak Selatan 09 Pagi, Jakarta Utara. Anak buruh pelabuhan di Tanjung Priok ini mengaku bercita-cita ingin menjadi pelukis.
"Kalau di rumah, hobiku menggambar, makanya aku mau jadi pelukis biar lukisannya bisa dijual," kisah putri ketiga pasangan Al Rasyid dan Semirah ini.
Tanpa embel-embel
Selain Farhan dan Ainun, Romlah, siswi kelas I SD Rawa Badak Selatan, juga satu dari ribuan anak miskin yang punya cita-cita setinggi langit setelah bisa bersekolah dengan gratis.
Sejak di TK sampai saat ini ditemui oleh Kompas.com, Sabtu (11/7) kemarin, ketiganya direkrut oleh Yayasan ISCO (Indonesian Street Children Organization), yang memberikan layanan sekolah gratis bagi anak-anak miskin di perkotaan di Jakarta, Medan, dan Surabaya, untuk bersekolah sejak dari bangku TK.