Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISCO: Sekolah Gratis, Tak Perlu Ada Embel-embel!

Kompas.com - 13/07/2009, 12:53 WIB

"Kita tahu ada kebijakan sekolah gratis dari pemerintah, hanya saja kita juga tahu kalau itu tidak sepenuhnya gratis sebab masih ada biaya-biaya lain, baik itu sumbangan maupun pungutan-pungutan," ujar Ramida Siringo-ringo, Direktur Eksekutif ISCO.

Sekolah gratis, lanjut Ramida, mestinya tanpa embel-embel. Untuk itulah, kata dia, mulai uang pangkal, SPP, seragam, buku dan peralatan tulis, serta buku pelajaran, bahkan sampai perbaikan gizi mereka diberikan oleh yayasan nirlaba tersebut secara cuma-cuma.

Didirikan atas prakarsa Pascal Lalanne dan Josef Fuchs, warga negara Austria, pada Mei 1999, ISCO memulai perekrutan anak-anak miskin kota tersebut di dua wilayah DKI Jakarta, yaitu Cipinang Besar Selatan dan Manggarai. Saat itu, ISCO baru memiliki 60 anak dampingan.

Kini, setelah 10 tahun berjalan, yayasan tersebut terhitung sudah membantu dana pendidikan bagi anak-anak miskin perkotaan di wilayah Jakarta, Depok, Surabaya dan Medan. Jumlah mereka pada tahun ajaran 2008-2009 sudah mencapai 1.725 anak dan akan menjadi 2.200 anak pada Juli 2009.

"Kami hanya ingin memutus rantai kemiskinan dari orangtuanya dan berharap mereka tidak terjebak sebagai anak jalanan," tukas Ramida.

Di 26 area perekrutan, 17 di Jakarta, 7 di Surabaya, dan 2 di Medan, anak-anak tersebut kini bersekolah di sekolah-sekolah umum. Sepulang sekolah, mereka diberi pelajaran tambahan di Sanggar Kegiatan Anak (SKA) yang didampingi oleh para tutor sejak Senin hingga Jumat. Setiap hari Sabtu, anak-anak itu juga diberi tambahan gizi berupa bubur kacang hijau, vitamin, dan susu.

"Sebelumnya, mereka tidak berani bilang punya cita-cita, jangankan punya, mimpi saja tidak," cerita Ramida.

"Sekarang, walaupun ada yang tinggal di pinggir rel kereta atau di gubuk-gubuk kumuh, orangtuanya cuma pemulung atau tukang becak, mereka sudah berani mengatakan cita-citanya. Saya mau jadi dokter, atau saya ingin jadi guru!" tandasnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com