Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Muda yang Berinovasi

Kompas.com - 21/08/2009, 09:43 WIB

Menurut Profesor Dr Wahyuddin Latunreng, Ketua Tim Juri Bidang Teknologi, rancangan Bayu itu dapat dikembangkan lebih lanjut dan berpotensi memperoleh paten. Di antara karya penelitian para finalis, juga ada yang tergolong baru, yaitu penggunaan serat optik untuk mengurai sinar matahari sebagai penerangan rumah.

Kepekaan terhadap lingkungan juga mendorong kakak-beradik, Ivan Bagus Satryo (12, siswa SMP Al Azhar) dan Veby Annisa Fitri (11, siswa SMPN 2 di Cilegon) yang membuat bioabate, obat nyamuk oles dan semprot dari ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq).

Mereka mengenal khasiat biji mahoni sebagai obat ”darah tinggi” lewat sang ayah, Agung Hidayat. Agung Hidayat, yang merupakan karyawan PT Krakatau Steel, kerap mengonsumsi biji mahoni untuk mengatasi penyakit tersebut. Adapun pohon mahoni tidak asing bagi kakak-beradik tersebut karena di dekat rumah mereka banyak terdapat pohon ini untuk penghijauan.

”Biji mahoni sepahit pil kina obat malaria, karena itu kami coba menggunakannya untuk obat pembasmi nyamuk, yang menjadi binatang ’pembunuh’ manusia terbanyak di dunia,” ujarnya. Serangga ini merupakan perantara penyebaran penyakit, seperti malaria dan demam berdarah.

Ekstrak biji mahoni kemudian mereka olah menjadi bioabate, lotion antinyamuk hingga obat nyamuk semprot. Dalam uji coba, bahan alami ini efektif membunuh dan mengusir nyamuk.

”Bahan ini aman dan ramah lingkungan. Dapat menggantikan bahan kimia yang digunakan di obat nyamuk yang dijual di pasar. Obat nyamuk ini juga lebih murah,” ujar Ivan. Tahun ini Ivan dan Veby terpilih menjadi Juara I LPIR tingkat SMP/MTs bidang IPA.

Pada LPIR 2009 tingkat SMA ada karya Miftah Yama Fauzan (15) yang tergolong ”kelas berat”. Siswa SMAN 1 Sidoarjo, Jawa Timur, ini menciptakan senjata elektrik tanpa suara sebagai alternatif senjata api. Senjata ini, menurut Miftah, tergolong ”bersahabat” karena tidak mematikan, tidak menimbulkan suara yang terlalu keras, dan murah.

Berbeda dengan pistol tradisional yang menggunakan bahan peledak sebagai pendorong, pistol ciptaannya menggunakan gaya elektromagnetik sehingga tidak menimbulkan suara. Peluru yang digunakan dapat terbuat dari berbagai logam feromagnetik atau yang dapat tertarik medan magnet.

Pada uji coba prototipe pistol ciptaannya, pelurunya dapat memecahkan kaca setebal 2 milimeter dari jarak tembak 3 meter. ”Dengan inovasi ini, biaya pengadaan senjata untuk TNI/Polri dapat diturunkan dan mengurangi ketergantungan kepada negara maju,” katanya.

Peneliti muda

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau