Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Pasar Buah Murah Bermutu Rendah

Kompas.com - 12/10/2009, 07:31 WIB

Pemerintah membiarkan konsumen Indonesia mengonsumsi buah impor yang murah, berkualitas rendah, dan yang kemungkinan dapat membahayakan kesehatan konsumen.

Oka menyatakan, apel dari AS yang diekspor ke Indonesia, misalnya, terindikasi bukan jenis buah segar karena sudah disimpan dalam waktu lama.

Selama ini, produk buah segar yang masuk ke Indonesia, terutama dari negara-negara subtropis, kualitasnya menurun. Apalagi, yang lepas dari rantai pendingin. Karena itu, produk buah segara itu kandungan vitaminnya banyak berkurang.

Perlu ada penataan untuk melindungi konsumen domestik. Saat ini, ujar Oka, banyak dijumpai produk buah segar asal negara-negara tropis dijual di pasar tradisional, yang tidak dilengkapi sarana pendingin. ”Pemerintah akan menata sistem distribusi dan perdagangan produk buah impor agar buah subtropis jangan dijual sembarangan tanpa mempertimbangkan aspek keamanan pangan. Kalau terus dibiarkan, konsumen hanya akan memakan sampah buah dari negara lain,” katanya.

Direktur Jenderal Hortikultura Ahmad Dimyati menyatakan, kebijakan PSAT bertujuan mencegah organisme pengganggu tanaman supaya tidak masuk ke Indonesia. Selain itu juga untuk melindungi konsumen agar jangan sampai mereka mengonsumsi buah tidak berkualitas dan tidak bermutu, serta tidak aman bagi kesehatan.

Kepala Subbidang Karantina Tumbuhan, Ekspor, dan Antararea Badan Karantina Pertanian Turhadi Noerachman mengungkapkan, selain adanya desakan dari negara-negara eksportir, penundaan pelaksanaan PSAT juga untuk memberikan kesiapan bagi sinkronisasi dokumen ekspor. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com