Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seabad Dokter Hewan Indonesia

Kompas.com - 07/01/2010, 09:21 WIB

Oleh: Subur Tjahjono

JAKARTA, KOMPAS.com - Kami dituntun belajar dengan disiplin berfikir yang ketat, Bersikap kritis terhadap fenomena, Dengan kwantifikasi yang kuat, Disiplin berfikir, sikap kritis dan kwantifikasi ini, Ke arah mana pun dapat dipergunakan, setiap saat dapat dipergunakan….

Baris-baris puisi penyair Drh Taufiq Ismail yang ditulis Juli 2009 itu memang seperti apologi, karena ia memilih karier sebagai dokter hewan ”nonmedis”. Akan tetapi, kata-kata ini mewakili perjalanan panjang profesi dokter hewan di Indonesia, yang genap seabad tahun 2010 ini.

Momen langka ini dirayakan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dengan sekaligus meluncurkan buku 100 Tahun Dokter Hewan di Indonesia di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (9/1/2010).

PDHI telah bekerja keras mengumpulkan data dan informasi yang terserak di seluruh Indonesia untuk menyusun buku setebal 456 halaman itu setahun terakhir. Buku ini menjadi semacam ”buku biru” dokter hewan Indonesia.

"Bagi yang senior, buku ini untuk nostalgia. Bagi dokter hewan muda, kami berharap jadi buku pegangan," ujar Drh Agus Suryanata, ketua tim penyusun buku tersebut, yang sehari-hari adalah Direktur PT Primaimas Citra, distributor obat hewan.

Drh Sri Dadi Wiryosuhanto, mantan Ketua Umum Pengurus Besar PDHI, yang juga editor buku itu, menuturkan, asal mula pendidikan dokter hewan di Indonesia dilatarbelakangi dua hal. Pertama, mewabahnya penyakit hewan pada masa penjajahan Hindia Belanda yang sulit teratasi karena terbatasnya dokter hewan. Kedua, didorong politik etis di Belanda oleh Ratu Wilhelmina.

Pada masa itu, Pemerintah Belanda mendatangkan dokter hewan dari Belanda. Dokter hewan Belanda yang pertama kali datang ke Hindia Belanda bernama R.A Copiters, tahun 1820. Namun, umumnya mereka adalah dokter hewan militer yang bertugas di kavaleri, pasukan berkuda tentara Belanda.

Pada abad ke-19 itu mulai muncul penyakit-penyakit hewan yang sebelumnya tidak dikenal di Belanda. Penyakit-penyakit menular itu adalah sampar sapi (rinderpest) yang pertama ditemukan tahun 1875.

Tahun 1884 muncul penyakit ngorok pada kerbau (Septichaemia epizootica) dan radang limpa pada sapi (anthrax). Tahun 1886 ditemukan penyakit mubeng atau surra pada kuda.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Pacaran di Usia Remaja Boleh atau Tidak? Psikolog: Mereka Belum Siap Kecewa

Pacaran di Usia Remaja Boleh atau Tidak? Psikolog: Mereka Belum Siap Kecewa

Edu
Syarat Daftar Sekolah Kedinasan STIN, Bisa Kuliah Gratis dan Jadi CPNS di BIN

Syarat Daftar Sekolah Kedinasan STIN, Bisa Kuliah Gratis dan Jadi CPNS di BIN

Edu
Kemendikdasmen Pastikan Istilah Ujian Nasional Diganti Tes Kemampuan Akademik

Kemendikdasmen Pastikan Istilah Ujian Nasional Diganti Tes Kemampuan Akademik

Edu
Dony Oskaria, COO Danantara Ternyata Lulusan S1 Hubungan Internasional Unpad

Dony Oskaria, COO Danantara Ternyata Lulusan S1 Hubungan Internasional Unpad

Edu
Seremoni Penutupan Festival Sains dan Budaya 2025, Merayakan Kreativitas dan Inovasi Siswa Indonesia

Seremoni Penutupan Festival Sains dan Budaya 2025, Merayakan Kreativitas dan Inovasi Siswa Indonesia

Edu
Sains Kurang Diminati Siswa Indonesia, Pakar: Bergantung Teknologi Impor

Sains Kurang Diminati Siswa Indonesia, Pakar: Bergantung Teknologi Impor

Edu
Cara Lolos Beasiswa S2 Chevening ke Inggris, Tidak Ada Batas Usia

Cara Lolos Beasiswa S2 Chevening ke Inggris, Tidak Ada Batas Usia

Edu
Gandeng Microsoft, Binus University Integrasikan AI dalam Operasional dan Pembelajaran

Gandeng Microsoft, Binus University Integrasikan AI dalam Operasional dan Pembelajaran

Edu
Ekonom UGM Nilai Pendirian Danantara Berpotensi Kurangi Performa BUMN

Ekonom UGM Nilai Pendirian Danantara Berpotensi Kurangi Performa BUMN

Edu
Sekolah Bogor Raya Gelar MUN 2025, Wamen Stella: Generasi Muda Harus Miliki Pola Pikir Peneliti

Sekolah Bogor Raya Gelar MUN 2025, Wamen Stella: Generasi Muda Harus Miliki Pola Pikir Peneliti

Edu
Pendidikan CIO Danantara Pandu Sjahrir, Lulusan Kampus di AS dan China

Pendidikan CIO Danantara Pandu Sjahrir, Lulusan Kampus di AS dan China

Edu
Gubernur Jabar Berencana Masukkan Wajib Militer Jadi Mata Pelajaran

Gubernur Jabar Berencana Masukkan Wajib Militer Jadi Mata Pelajaran

Edu
Cara Kuliah S1 Kedokteran Militer Unhan, Lulus Jadi TNI Pangkat Letda

Cara Kuliah S1 Kedokteran Militer Unhan, Lulus Jadi TNI Pangkat Letda

Edu
Jadwal Libur Sekolah Ramadhan 2025 Mulai Tanggal 27 Februari

Jadwal Libur Sekolah Ramadhan 2025 Mulai Tanggal 27 Februari

Edu
Pemecatan Novi Citra Sukatani, Ada Potensi Pelanggaran Perlindungan Guru

Pemecatan Novi Citra Sukatani, Ada Potensi Pelanggaran Perlindungan Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau