Meski mengantongi nama besar ayahnya, yang kondang sebagai promotor, tidak membuat dia gampang menembus percetakan buku. Pada buku pertama, tiga percetakan menolaknya.
"Bagi gue, penolakan itu tantangan unik. Kalau mulus-mulus saja, hidup jalan datar saja," ujar perempuan kelahiran Hamburg, Jerman, 20 Oktober 1976, itu.
Di tengah panggung KGF, ia berkisah sulitnya menembus industri rekaman. Yang terakhir adalah sebuah lagu garapannya yang memakai video klip 30 wanita hebat Indonesia, seperti Marsinah (buruh arloji yang tewas ketika memperjuangkan nasib) dan Suciwati (istri pejuang hak asasi manusia Munir).
"Bagi gue, mereka adalah orang-orang hebat. Tapi, pandangan gue itu ternyata beda dengan industri rekaman. Selama ini, mereka cenderung menyuguhkan klip dengan model cantik-cantik," kata dia. Melanie memang tegar. (ENY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.