Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prof Gumilar R Somantri: Kenapa Tak Yakin dengan Internasionalisasi?

Kompas.com - 02/04/2010, 13:10 WIB

Apa syarat yang membuat Anda begitu yakin bahwa internasionalisasi ini akan berhasil di UI?

Pertama, UI harus didukung fasilitas TIK (teknologi informasi dan komunikasi) serta peralatan-peralatan penelitian yang lengkap dan canggih. Terus terang, riset yang berkualitas bagi peradaban manusia bukan harga yang murah dilakukan oleh instansi pendidikan, harus didukung kuat banyak pihak. 

Kedua, UI harus beraliansi dengan industri dan institusi lain yang kuat untuk mendukungnya mulai dari sisi finansial sampai birokrasi. Nah, semua syarat itu bisa kita penuhi, kan? 

Seberapa kuat kita (Indonesia) bisa menembus internasionalisasi itu, terutama Eropa umumnya dan Inggris khususnya?

Kita lihat sendiri, dinamika pertumbuhan ekonomi dunia pada masa lalu yang dikuasai oleh negara-negara dari benua Amerika dan Eropa terus berubah dan kini terlihat bergeser ke Asia, baik itu Asia Timur maupun Asia Tenggara.

Hebatnya, perubahan itu juga berlaku pada bidang pendidikannya karena kini perguruan-perguruan tinggi di Asia Tenggara, misalnya, yang tak disangka-sangka bisa berdenyut kuat dan aktif mereformasi diri. Hasilnya, pendidikan mereka bisa men-driving force bidang sosial ekonomi negaranya masing-masing. Nah, kenapa kita tidak yakin lagi?

Anda melihat celah bahwa kerja sama ini bisa terjalin dan berhasil dengan mereka?

Jelas sekali itu. Mereka (negara-negara Uni Eropa) telah punya keterikatan dalam Perjanjian Bologna yang mengharuskan setiap negara mengirimkan para pelajarnya untuk belajar di luar negeri (study abroad) sebagai konsep internasionalisasi pendidikan mereka. Inilah peluang yang harus ditangkap oleh UI. 

Bukan itu saja. Terus terang, "tradisi tua", seperti ketenaran Oxford dan UCLA, saat ini sudah mendapat tantangan dari banyak perguruan tinggi di Asia, orang-orang di Eropa dan AS sebetulnya sudah sadar akan hal itu sehingga kini mereka merasa perlu berpartner dengan Asia. Eropa tetap jaya, tapi mereka sadar bahwa sudah banyak tantangan di depan mata, yaitu Asia.

Pada akhirnya, bagaimana kesiapan UI sendiri menghadapi kerja sama ini?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com