KOMPAS.com - Sebuah tulisan "Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)" akan terlihat saat mengunjungi SMA Negeri 2 Semarang, yang berada tak jauh dari pusat Kota Semarang, Jawa Tengah. Sekolah ini memang termasuk salah satu dari tiga Rintisan Sekolah Berstandar Indonesia (RSBI) yang ada di Kota Semarang, selain SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Semarang.
Dibandingkan dua pesaingnya, SMAN 2 Semarang termasuk "pemain baru", karena belum genap satu tahun sekolah itu ditetapkan pemerintah sebagai RSBI. Dalam penerimaan peserta didik (PPD) SMA RSBI di Kota Semarang 2010, persaingan antar-SMA RSBI dalam mendapatkan murid tentunya semakin ketat dengan bertambahnya kompetitor.
Menyadari sudah ada dua pemain lawas yang "berkuasa" di tengah kota, sekolah itu memilih mencari murid dari luar Kota Semarang seperti Demak, Purwodadi, dan Grobogan.
"Kami melihat para siswa dari daerah-daerah itu cukup potensial dan selama ini siswa SMA Negeri 2 Semarang banyak berasal dari situ," kata Kepala SMAN 2 Suprihadi.
Terlebih lagi, pihaknya menyadari sudah ada dua SMA RSBI lain di Kota Semarang yang sama-sama bersaing menjaring siswa dalam penyelenggaraan PPD SMA RSBI 2010. Mantan Kepala SMA Negeri 1 Semarang itu mengakuI, sekolah RSBI tidak akan kesulitan menjaring siswa dari mana saja, sebab sekolah RSBI tidak terkena sistem rayonisasi.
"Kalau rayonisasi, sekolah harus memprioritaskan siswa-siswa yang tinggal di sekitar daerah itu dan ada pembatasan kuota untuk memasukkan siswa luar daerah," katanya.
Terbukti, kata dia, SMAN 2 Semarang mampu menjaring pendaftar sebanyak 690 orang dari kuota yang tersedia sebanyak 384 siswa dalam penyelenggaraan PPD SMA RSBI tahap pertama. Bahkan, pendaftar dari luar Kota Semarang mencapai sekitar 150 orang, suatu jumlah yang cukup fantastis mengingat SMA "pemain baru".
"Namun, kami hanya akan memilih siswa-siswa yang berprestasi dan berpotensi, salah satunya dengan perolehan peringkat 1-3 selama menjalani studi SMP," katanya.
Selain itu, pendaftar SMA RSBI juga harus memiliki nilai kumulatif untuk lima pelajaran, yakni matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA, dan IPS minimal 73.
"Kalau mereka memiliki nilai di bawah itu langsung dianggap gugur, sebab dikhawatirkan siswa tidak bisa mengikuti kurikulum RSBI dengan baik," kata pria ramah itu.