Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perburuan Paus Lamalera, Tradisi Dunia

Kompas.com - 29/05/2010, 02:47 WIB

Samuel Oktora dan Kornelis Kewa Ama

Cuaca pagi itu begitu mendung. Awan gelap menutupi Laut Sawu. Namun, tanpa diduga, kawanan paus (Physeter macrocephalus) terlihat. Para awak perahu Fato Kelesa pun segera memutar haluan menuju darat karena perahu itu bukan untuk berburu paus.

Mereka segera mengikatkan kain di ujung bambu sebagai tanda sambil berteriak baleo, baleo, ajakan berburu paus. Para lamafa (pemburu paus) yang ada di pantai pun langsung meluncur dengan peledang masing-masing, perahu khusus yang disiapkan untuk memburu paus.

Lamafa Mateus Daen Ebang yang berada di Peledang Baka Tena dengan berani mendekati salah satu paus. Perahunya berhadap-hadapan sangat dekat dengan kepala paus. Dalam posisi yang sangat berbahaya itu, dengan cepat ia menikamkan tempulingnya, bambu panjang berujung besi panjang tajam berkait, ke ketiak paus, yang merupakan titik lemahnya.

Paus melakukan perlawanan. Namun, setelah mendapat serangan dari lamafa lain dan kena empat tikaman, paus itu tak berdaya. Semburannya sudah bercampur darah. Setelah bertarung sekitar 1,5 jam, paus sepanjang 10 meter dan tinggi 1 meter lebih itu pun akhirnya benar-benar tidak berkutik.

Selanjutnya, paus diikatkan pada salah satu sisi perahu dan ditarik ke darat. Warga setempat yang menunggu di pinggir pantai bersorak. Mereka benar-benar mensyukuri tangkapan itu karena sejak digelar Misa Lefa, pemberkatan laut sebagai tanda tibanya musim melaut pada 1 Mei lalu, mereka belum mendapatkan paus buruan.

”Puji Tuhan, rupanya ini berkat yang diberikan bagi masyarakat di sini bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta,” kata tokoh masyarakat Desa Lamalera, B, Aloysius Gneser Tapoona, Sabtu (22/5).

Mengasyikkan

Menyaksikan perburuan paus di Lamalera sungguh mengasyikkan. Selain bisa melihat betapa hebatnya nelayan di sana, kita dapat pula merasakan betapa menyatunya masyarakat dengan alam atau sesamanya.

Tak heran, Kataro Kojima, penulis Jepang yang setiap tahun mengunjungi Lamalera, sangat khawatir tradisi ini tertelan zaman seperti di negerinya. Jepang, sekitar abad XVII, juga melakukan perburuan paus secara tradisional. Namun, tradisi itu kini lenyap karena nelayan di Jepang sudah dilengkapi kapal-kapal modern.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Inaugurasi dan Dies Natalies Institut Teknologi Del 2024, Prof. Bob Foster Ingatkan Urgensi Kewirausahaan

Inaugurasi dan Dies Natalies Institut Teknologi Del 2024, Prof. Bob Foster Ingatkan Urgensi Kewirausahaan

Edu
Unkris dan USPU Rusia Jalin Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Unkris dan USPU Rusia Jalin Kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Edu
Rawat Daya Kreativitas, Dosen FSRD IKJ Gelar Pameran “Experience”

Rawat Daya Kreativitas, Dosen FSRD IKJ Gelar Pameran “Experience”

Edu
Prodi Arsitektur President University Unjuk Gigi di Simposium Internasional Kyoto

Prodi Arsitektur President University Unjuk Gigi di Simposium Internasional Kyoto

Edu
Bentuk Transparansi, BINUS School Simprug Gelar Pertemuan dengan Orangtua Murid untuk Jelaskan Kronologi Dugaan Bullying

Bentuk Transparansi, BINUS School Simprug Gelar Pertemuan dengan Orangtua Murid untuk Jelaskan Kronologi Dugaan Bullying

Edukasi
Tiga Calon Rektor UI 2024-2029 Siap Maju Debat Publik, Siapa Saja?

Tiga Calon Rektor UI 2024-2029 Siap Maju Debat Publik, Siapa Saja?

Edu
17 Kampus Akreditasi Unggul, Kemenag Targetkan 50 Persen Sisanya Bisa Menyusul

17 Kampus Akreditasi Unggul, Kemenag Targetkan 50 Persen Sisanya Bisa Menyusul

Edu
Survei: Metode Pembelajaran Interaktif Tingkatkan Minat Belajar Anak

Survei: Metode Pembelajaran Interaktif Tingkatkan Minat Belajar Anak

Edu
Perjuangan Ester Jadi Lulusan Termuda ITS, Tidak Ingin Bebani Orangtua

Perjuangan Ester Jadi Lulusan Termuda ITS, Tidak Ingin Bebani Orangtua

Edu
Cara Daftar Jadi Petugas KPPS Pilkada 2024, Berapa Gajinya?

Cara Daftar Jadi Petugas KPPS Pilkada 2024, Berapa Gajinya?

Edu
Hadirkan Program Inovatif, Mischka Raih Juara dan Beasiswa 'Rise For The World 2024'

Hadirkan Program Inovatif, Mischka Raih Juara dan Beasiswa "Rise For The World 2024"

Edu
UMN Jadi Tuan Rumah Ajang Kolaborasi Bisnis Mahasiswa Antarnegara 2024

UMN Jadi Tuan Rumah Ajang Kolaborasi Bisnis Mahasiswa Antarnegara 2024

Edu
Apakah Lulusan SMK Bisa Masuk Akmil?

Apakah Lulusan SMK Bisa Masuk Akmil?

Edu
Busana Karya 3 Siswa SMK Tampil di Ajang Fesyen Front Row Paris 2024

Busana Karya 3 Siswa SMK Tampil di Ajang Fesyen Front Row Paris 2024

Edu
Daya Saing SDM Indonesia Terbaik Ketiga Se-Asia Tenggara

Daya Saing SDM Indonesia Terbaik Ketiga Se-Asia Tenggara

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau