Tak hanya Adhe, lima siswa lainnya juga terancam tidak bisa mengikuti ulangan umum dan bahkan diancam dikeluarkan oleh pihak sekolah akibat sikap kritis orangtuanya.
Pada akhirnya, memang, para siswa diperbolehkan mengikuti ulangan dan kasus ancaman tersebut ditangani oleh Komnas Perlindungan Anak. Kelima anak tersebut adalah putra-putri dari Ny Ida (dua anak), dr Okky (satu anak), Heru Narsono (satu anak), dan Kaka Tayasmen (satu anak).
Salah seorang mantan orangtua murid, Eva Rais, membenarkan kejadian itu. Menurut dia, kejadian itu sangat menyedihkan dan memalukan, melihat seorang anak sekolah diusir keluar sekolah dan dibiarkan menangis di luar pagar sekolah karena tidak diperbolehkan mengikuti UAS bersama teman-temannya.
Eva adalah orangtua dari murid yang sebelumnya bersekolah di SDN RSBI Rawamangun 12. Mengaku kecewa dengan kebobrokan sekolah tersebut, Eva memindahkan anaknya dari sekolah itu sejak 7 bulan lalu ke sebuah sekolah swasta.
Ada lagi yang menyedihkan. Heru Narsono, orangtua murid lainnya, memaparkan, saat berlangsung rapat antara para guru dan orangtua murid di sekolah tersebut, Kamis (3/6/2010), ada dua anak yang disandera di ruang guru, yaitu anak dari orangtua murid bernama Dr Okky dan Ny Ida.
"Mereka dikeluarkan dari kelas dan disuruh menunggu di ruang guru. Bahkan, ada guru kelas V, namanya Pak Rosim, yang menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak rela jika soal Matematikanya dikerjakan oleh Safa, yang tak lain anak dari Pak Kaka, rekan kami," ujar Heru.
Heru berkisah, Kaka atau lengkapnya Kaka Tayasmen adalah salah satu orangtua murid yang selama ini juga kritis terhadap kebijakan-kebijakan sekolah. Safa diintimidasi oleh Pak Rosim dengan kata-kata bahwa orangtuanya suka memfitnah.
Dengan geram, Heru melanjutkan, Safa diminta tak boleh lagi belajar di kelasnya. Ia bahkan disuruh keluar membawa bukunya. Namun, begitu sampai di ruang guru, seorang guru lainnya yang bernama Ismet malah menyuruh Safa mengambil tas dan berkata bahwa Safa tidak boleh belajar di sekolah ini.
"Saya heran, yang di sekolah ini guru atau bukan, sih?" kata Heru.
Belum berakhir