Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Difabel di Negara Maju

Kompas.com - 07/09/2010, 04:49 WIB

Meski para pengajar mengaku kesulitan membagi kelas karena tingkat kemampuan peserta didik yang berbeda-beda, proses pengajaran di sekolah ini relatif lancar. Para pengajar dibantu beberapa murid sekolah menengah atas dan mahasiswa yang menjadi sukarelawan di sekolah itu.

Stigma dan keterbatasan

Serupa dengan yang dihadapi difabel di Indonesia, para difabel di Jerman juga bermasalah dengan stigma dan kesulitan akses lapangan kerja. Menurut Prof Mathilde Niehaus dari Unit of Labour and Vocational Rehabilitation Universitas Cologne, Pemerintah Jerman sudah menetapkan peraturan bahwa setiap perusahaan harus menyediakan kuota bagi tenaga kerja difabel. Bahkan sanksi berupa denda akan dikenakan jika perusahaan tak memenuhi kuota itu. Ternyata kebanyakan perusahaan memilih membayar denda.

Pemerintah lalu menginisiasi program Jobs ohne Barrieren— pekerjaan tanpa hambatan (JoB) untuk memperluas kesempatan kerja bagi difabel. Lewat beberapa yayasan sosial, program ini memberikan pelatihan keterampilan bagi difabel untuk terjun pada perusahaan skala kecil dan menengah.

Para difabel tak lantas berpangku tangan, mereka tetap giat melakukan advokasi kepada pemerintah dan masyarakat umum untuk menghilangkan stigma ”tidak mampu”, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi difabel.

Dari dan untuk difabel

Salah satu lembaga difabel yang aktif melakukan advokasi adalah Zentrum Selbstbestimmt Leben (ZSL) di Cologne. Didukung pemerintah negara bagian North Rhine-Westphalia dan Universitas Cologne, selain advokasi, ZSL juga menyelenggarakan peer-counseling bagi difabel.

Model konseling ini unik karena baik pemberi maupun peserta konseling adalah difabel. Peer-counseling khususnya ditujukan bagi difabel yang memasuki usia nonproduktif, untuk proses penyesuaian diri yang berkelanjutan.

Masih dengan konsep dari ”difabel untuk difabel”, ZSL menerbitkan buku city guide Kota Cologne. Buku ini berisi panduan tempat dan sarana transportasi yang aksesibel sesuai dengan kategori cacat tubuh di Cologne. Harapan ZSL, buku ini bisa meningkatkan kemampuan difabel untuk ”berdiri sendiri”.

Pertukaran kebudayaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com