Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maya Hirai, Belajar dengan Origami

Kompas.com - 18/09/2010, 03:26 WIB

Cornelius Helmy

Fajar Ismayanti atau Maya Hirai, nama penanya, terkesan dengan inisiatif Pemerintah Jepang yang mewajibkan acara pengenalan seni dan budaya Jepang bagi mahasiswa asing sekali setahun. Pengajar dan fasilitas pelatihan ditanggung pemerintah.

Hal itu dia alami saat mendampingi suaminya, Bambang Setiabudi, yang menempuh studi pascasarjana program arsitektur dari Toyoha University of Japan, tahun 2003.

”Di Jepang kami belajar kesenian dan budaya tradisional hingga kontemporer, di antaranya tata cara minum teh, origami, sampai pembuatan kimono. Saya memilih origami,” ujar Maya. Kegiatan tersebut begitu membekas. Gurunya, Takako Hirai, salah satu origamer senior, sebutan bagi pelaku origami.

Pengetahuannya tentang origami semakin bertambah. Dari sekadar mengetahui teknik origami sederhana, seperti burung bangau, pesawat, dan kapal laut, perlahan Maya menguasai bentuk lebih sulit dengan menggabungkan dua kertas menjadi satu seperti membuat manusia hingga bola air.

Bakatnya dilihat Takako dan gurunya itu lalu mengajak Maya mengikuti tes sebagai instruktur yang diadakan Nippon Origami Association (NOA), organisasi origami tertua di Jepang. Dia adalah satu-satunya instruktur bersertifikat NOA di Indonesia.

”Peran Takako Hirai sangat besar. Untuk menghormatinya, saya memakai nama pena Maya Hirai,” ujarnya.

Waktu berjalan, Maya menyadari origami tak sekadar seni melipat kertas. Salah satu sumbangan terbesar origami adalah turut membangun kembali Jepang yang terpuruk pasca-Perang Dunia II.

”Dalam origami diajarkan ketelatenan, kesabaran, ketelitian, dan tanggung jawab yang tinggi. Jadi, tak mengherankan bila sifat-sifat itu tertanam dalam perilaku masyarakat Jepang,” ujarnya.

Mengumpulkan penggemar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com