Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maya Hirai, Belajar dengan Origami

Kompas.com - 18/09/2010, 03:26 WIB

Meski awalnya hanya digunakan sebagai penutup sake, origami lantas berevolusi menjadi unsur wajib dalam beragam pesta adat, keagamaan, hingga penanda status. Contohnya, origami boneka saat perayaan Hina Matsuri yang diadakan setiap 3 Maret untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan.

Berbagai model origami berkembang pesat. Model geometrik, modular, hingga berbagai bentuk miniatur hewan seperti aneka burung, ayam, bebek dan angsa, harimau, aneka bunga, dan hewan purbakala pun meramaikan dunia origami.

Kembali ke Indonesia, Maya ingin mengembangkan origami. Melihat banyaknya pelaku origami yang masing-masing bergerak sendiri, ia berinisiatif mengumpulkan origamer dalam satu ruang. Dia membuat www.sanggar-origami.com, situs web origami pertama berbahasa Indonesia. Ia juga mengumpulkan penggemar origami lewat Yayasan Sanggar Origami Indonesia tahun 2006.

”Sempat ada nada sumbang, tetapi sejak awal saya sadar kalau origami bukan tempat mencari uang. Saya hanya ingin berbagi kemampuan dengan orang lain,” ujarnya.

Lambat laun kiprah Maya semakin dikenal. Banyak orang ingin belajar origami. Dia menerima banyak undangan sebagai pelatih origami di beberapa daerah, seperti Wonosobo, Semarang, Yogyakarta, Lampung, Makassar, Jakarta, dan Garut.

Pemberdayaan masyarakat

Mereka yang ingin belajar origami berasal dari berbagai kalangan, dari ibu rumah tangga, mahasiswa, guru, sampai anak berkebutuhan khusus. Pelatihan meliputi materi yang beragam, dari origami tradisional sampai kontemporer karya origamer dunia, seperti Satoshi Kamiya, Shoko Aoyogi, Yamaghuci Makoto, dan Tomoko Fuse.

Materi yang diajarkan tak hanya teknis melipat kertas. Ia ingin filosofi origami berdaya guna bagi masyarakat Indonesia. Sebab, origami memiliki peran multifungsi, baik sebagai salah satu bentuk keindahan, sumber penghasilan ekonomi, hingga terapi.

Ia menyisipkan berbagai pesan positif lewat origami. Contohnya, saat mengenalkan pola daur ulang untuk mengurangi sampah rumah tangga. Ia minta agar para murid memilah sampah plastik dan kertas untuk dijadikan bahan pembuatan origami.

Katanya, kemampuan melipat bermanfaat guna mengurangi limbah kertas dari rumah tangga atau perkantoran. Kertas yang berserakan dapat diubah menjadi berbagai bentuk indah sebagai penghias ruangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com