Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maya Hirai, Belajar dengan Origami

Kompas.com - 18/09/2010, 03:26 WIB

Ia juga memberikan penekanan kepada guru pendidikan usia dini bahwa origami bisa menjadi sarana pengajaran dan terapi. Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, origami bisa menjadi simbol saat ingin melakukan sesuatu.

Origami juga bisa menjadi alat terapi untuk mengajarkan ketenangan dan ketelitian bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang sulit fokus mengerjakan sesuatu. Ini bisa terlihat dari langkah sistematis yang harus diikuti dalam pembuatan model tertentu.

”Sejak lama masyarakat Jepang meyakini origami memiliki kekuatan menyembuhkan. Itu dibuktikan dengan pendirian monumen Sasaki Sadako di Hiroshima, yang terinspirasi semangat hidup seorang anak penderita kelainan darah akibat radiasi bom atom dengan membuat seribu origami bangau,” ujarnya.

Maya juga menularkan origami secara gratis kepada para tetangga. Dia melibatkan mereka yang sudah mahir untuk memenuhi pesanan pembuatan origami. Cara ini bisa membantu menambah penghasilan keluarga.

”Saya tak mau keahlian mereka hilang karena tidak pernah dilatih dan dipraktikkan. Jadi, mereka saya libatkan saat ada pesanan membuat origami,” ujar Maya, yang mendapatkan pesanan origami untuk pembuatan iklan dan dekorasi ruangan.

”Saya juga merancang sentra kertas daur ulang untuk bahan pembuatan origami, dengan melibatkan para tetangga. Bila ini bisa dikembangkan, tentu menjadi sumber penghasilan lain,” ujarnya.

Ke depan, ia ingin origami bisa memberi semangat dan sarana kreatif bagi masyarakat. Embrio untuk itu telah terbentuk saat Maya melihat tingginya animo masyarakat dalam mengikuti Festival Origami yang digagasnya pada 2009. Selain banyak pula anak-anak yang mengikuti pelatihan di Maya Hirai Origami School di Bandung.

Buah dari segala aktivitasnya mengembangkan origami itu menarik minat NOA. Tahun 2009 ia menjadi orang Indonesia pertama yang diundang NOA mengikuti pelatihan lanjutan dan menjadi perwakilan NOA di Indonesia.

”Origami hadir bukan untuk menggantikan seni dan budaya bangsa Indonesia. Saya berharap origami bisa menjadi salah satu penyambung semangat bangsa Indonesia untuk tetap kreatif dan berkepribadian lebih baik,” ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com