Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menagih Janji yang Tak Kunjung Terwujud

Kompas.com - 26/10/2010, 04:27 WIB

”Gubernur (Kalimantan Barat) sudah menyampaikan hal itu ke Mendagri dan disikapi dengan mengadakan empat kali rapat dan membentuk tim. Maksud Gubernur melapor bukan untuk dirapatkan terus di tingkat pusat, tetapi segera kirim pejabat atau tim yang kompeten dan punya kapasitas meneliti untuk langsung terjun ke sana,” kata Robert.

Kalau betul ada pencuri di sana, tentu pencurinya sempat berkemas dan kabur.

Paradoks kebijakan

Perubahan paradigma pembangunan perbatasan yang digulirkan Presiden, bahwa perbatasan bukan lagi sebagai kawasan belakang (inward looking), melainkan menjadi halaman depan negara (outward looking), patut diapresiasi karena merupakan lompatan besar bagi bangsa. Sayangnya, paradigma itu belum dibarengi dengan kebijakan yang komprehensif untuk membangun wilayah perbatasan, yang hingga saat ini masih menjadi daerah tertinggal.

”Paradigma memang berubah, tetapi rasanya pesimistis bisa terwujud jika mainstream politik anggaran tidak mendukung pembangunan wilayah perbatasan maupun daerah tertinggal,” kata anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Nusa Tenggara Timur, Sarah Lery Mboeik.

Pernyataan Sarah dilatarbelakangi kondisi wilayah perbatasan di Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste yang secara umum juga masih memprihatinkan.

Penelusuran di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur di Atambua dan Wini beberapa waktu lalu menunjukkan kondisi infrastruktur jalan, listrik, sarana pendidikan, ataupun kesehatan yang belum memadai. Warga yang terbelenggu kemiskinan terpaksa ”menggadaikan nyawa” dengan menambang mangan secara tradisional, tanpa peralatan keselamatan yang memadai.

Menggadaikan nyawa tidak lagi menjadi perumpamaan karena sudah banyak korban jiwa berjatuhan akibat tertimbun tanah longsor dan tidak ada tindakan konkret dari pemerintah daerah setempat untuk mengatasi persoalan itu.

Menggadaikan nyawa karena hasil yang mereka terima tidak cukup untuk makan sehari, tetapi risiko yang dihadapi demikian besar. Menjadi pemandangan yang lumrah di mana rakyat di perbatasan Nusa Tenggara Timur-Timor Leste tetap miskin meski potensi tambang di sana demikian besar.

Ironi pembangunan wilayah perbatasan juga terlihat di Pulau Morotai, Maluku Utara. Pulau, yang semasa Perang Dunia II menjadi basis militer Amerika Serikat yang lengkap dengan beragam fasilitas pemenuhan kebutuhan dasar, itu saat ini nyaris menjadi wilayah yang terbengkalai. Perhatian pemerintah terhadap wilayah tersebut juga baru tampak dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com