Saat gempa terjadi, Chandra mengaku tengah tertidur di rumahnya yang berdekatan dengan gereja, yang kini juga lenyap tersapu tsunami.
”Saya ingat, waktu bangun bergoyang-goyang. Lalu, saya dengar ada yang menyuruh lari karena takut ada tsunami. Tetapi, ada juga yang bilang tidak usah karena tidak ada apa-apa. Nyatanya, ombak datang dan menggulung kami semua,” kata Chandra lagi.
”Masih ada satu lagi jasad yang tertindih di bawah pohon-pohon itu,” sela petugas SAR berbaju oranye, yang menggunakan tutup mulut dan hidung, di lokasi mayat yang berjejeran itu. Menurut petugas, jasad tersebut kemungkinan keluarga Chandra.
Di Dusun Muntei Baru-baru tercatat ada 301 penduduk atau 73 keluarga. Rabu lalu, saat Wapres berkunjung ke sana, yang ditemukan tewas tercatat 67 orang.
Dusun Muntei Baru-baru hanyalah salah satu dari 13 dusun yang dilanda gempa bumi dan tsunami. Dusun-dusun itu ditelan ombak karena tepat berada di pantai sebelah barat, yang menghadap Samudra Hindia, di mana pusat gempa berada sejauh 78 kilometer dari sana.
Data yang disampaikan Bupati Mentawai Edison Saleleubaja kepada Wapres di ruang VIP Bandar Udara Minangkabau, Padang, total korban
Tak hanya Chandra yang kehilangan anggota keluarganya. Kepala Dusun Muntei Baru-Baru, Jersanius Sanaloisa (48),
Kini dia harus lebih tabah dan kuat. Sebab, dia juga harus ikut mengurus pencarian dan ikut mengurus pemakaman di lahan miliknya di selatan dusun.