Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepercayaan, Modal Sosial Cegah Bencana

Kompas.com - 20/12/2010, 09:44 WIB

Kepercayaan, menurut pemikir sosial politik asal Amerika, Francis Fukuyama, adalah modal sosial yang sama pentingnya dengan modal fisik dalam mencapai kejayaan ekonomi di tengah persaingan global. Melalui bukunya, Trust: The Social Virtues & the Creation of Prosperity (1995), Fukuyama memperlihatkan pengalaman berbagai bangsa bahwa hanya masyarakat dengan kepercayaan sosial tinggi dan memelihara keeratan ikatan sosial komunitasnya yang akan mampu mencapai kejayaan ekonomi pada zaman kompetisi bebas saat ini. Dalam konteks negara, kepercayaan itu juga antara warga dengan pemerintahnya (Kompas, 10/8/1997).

Sampai akhir November 2010, BNPB mencatat ada 608 bencana terjadi, termasuk tiga bencana besar di atas. Diperkirakan seiring dengan datangnya bulan Desember, dengan curah hujan diperkirakan ekstra tinggi tahun ini hingga Maret 2011, bencana seperti banjir dan longsor akan banyak terjadi.

Data BNPB memperlihatkan, dari tahun ke tahun kejadian bencana terus bertambah (lihat Tabel). "Kecenderungan kejadian bencana meningkat karena terjadi perubahan iklim dan faktor manusia," ujar Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Penggundulan hutan (deforestasi), demikian Sutopo, lebih dari 1 juta hektar per tahun, sementara kemampuan pemerintah menanami hutan kembali hanya 400.000 hektar per tahun, itu pun dengan catatan, jika 50 persen saja dari pohon yang ditanam bisa tumbuh besar sudah sangat bagus.

Perubahan Paradigma

Sementara gempa bumi tidak dapat ditentukan kapan akan terjadi, bencana lain, terutama yang disebabkan manusia, sangat bisa diantisipasi dan dikurangi risikonya. BNPB memasukkan pula kegagalan teknologi, kebakaran, aksi teror dan sabotase, serta kerusuhan sosial sebagai bencana.

Perubahan iklim di Indonesia diperkirakan menyebabkan naiknya suhu muka Bumi, curah hujan lebih tinggi, naiknya permukaan air laut, dan iklim lebih kering di wilayah lain.

Dampaknya sudah dirasakan antara lain dari turunnya produksi dan kualitas beras tahun 2010 serta cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebab impor beras 850.000 ton, dan turunnya produksi gula. Harga gandum dunia pun naik setelah Rusia mengalami kebakaran hebat yang merusak panen gandumnya.

Dalam hal ketahanan pangan, perubahan iklim menjadi isu utama pembahasan Badan Ketahanan Pangan tahun 2011 selain sistem logistik pangan nasional. Yang akan merasakan dampak terberat bencana akibat curah hujan lebih tinggi dari normal dan kekeringan adalah petani dan nelayan kecil karena mereka produsen terbesar pangan nasional. Kelompok dengan tingkat sosial-ekonomi rendah juga akan merasakan dampak terberat bencana ini karena mereka paling tidak memiliki kemampuan beradaptasi.

Kepala BNPB Syamsul Maarif kepada Kompas mengatakan, tantangan terbesar BNPB adalah meyakinkan semua pemangku kepentingan dari Merauke hingga Sabang mengenai potensi bencana di wilayah masing-masing dan meresponsnya dengan tindakan nyata. Penanganan bencana pun harus berubah dari responsif menjadi preventif dalam arti mengurangi risiko bencana, dari yang sentralistik menjadi desentralisasi. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang merupakan tanggung jawab daerah harus segera diwujudkan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com