Kalau tender proyek jalan tol di Jawa saja, yang secara ekonomis menarik, sulit menarik investor, lalu bagaimana dengan proyek tol di luar Jawa yang trafiknya rendah?
Tanpa jaminan, investor akan lebih tertarik mendanai proyek pembangkit listrik. Meski pengembalian modal sektor listrik hanya 12 persen, dibanding tol sebesar 15-17 persen, kelangsungan proyeknya lebih terjamin. Duncan Wooldridge, Head of Asian Economics UBS (bank terbesar di Swiss) pada Desember 2010 menyatakan, investor lebih berminat menanamkan modal di pembangkit listrik karena ada jaminan.
Padahal, dari sisi kinerja perusahaan, 24 badan usaha tol telah lolos evaluasi Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum. Perusahaan-perusahaan itu diyakini mampu melanjutkan proyek.
Jika tak juga ada jalan keluar bagi masalah pembebasan lahan, lalu bagaimana negeri ini akan menyelesaikan masalah infrastruktur transportasi. Sebab, di sisi lain, pemerintah juga tak bersikap tegas dalam soal transportasi kereta api. Menunda kenaikan tarif, tanpa menambah subsidi, sama artinya ”membunuh” perkeretaapian. Lalu dengan apa transportasi manusia dan barang akan dilakukan?
Apa sebenarnya yang ada di benak pemerintah soal pembangunan transportasi di negeri ini?