Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkicaulah di Jejaring

Kompas.com - 21/01/2011, 14:08 WIB

Tahu tidak kawan bahwa mayoritas penduduk negeri ini nanti adalah mereka yang lahir setelah 1970an ketika mana teknologi informasi membuat manusia berada di dunia yang tak bertabir dan tak bersekat?  Ketika era itu sampai, maka bodohlah orang-orang yang merasa mampu mengendalikan nformasi, persepsi dan opini.

Pada era itu kita bisa menjadi analis untuk diri kita sendiri sehingga kita tahu apa yang menjadi isi yang membungkus apapun yang berbungkus.

Ketahuilah sobat, telah terjadi revolusi dalam cara kita berkomunikasi. Ada perubahan radikal dalam cara kita bertransformasi sosial dan berpengetahuan.

Anak-anak di pelbagai dusun pun kini bisa mengakses informasi seluas kaum metropolis, bahkan akhirnya menjadi sekritis para analis. Google, Wikipedia, dan sejenisnya membantu itu terjadi.

Dulu orang Aceh dan Papua harus menunggu sehari untuk mendapatkan koran nasional terkini, tapi sekarang mereka membuka halaman demi halaman koran nasional secepat mereka yang ada di Jakarta di mana kebanyakan koran nasional diterbitkan.  Itu semua berkat teknologi dan internet kawan!

Tiba-tiba menjadi begitu dekat, sangat terbuka dan mudah, semudah kita berbagi pandangan kritis mengenai apa yang seharusnya dibuka dari kasus Gayus Tambunan.

Pikiran kita, pandangan kita, dan tindakan kita pun bisa secepat waktu. Yogyakarta, Wasior, Mentawai, dan kawasan lain beberapa waktu lalu adalah buktinya.

Saudara-saudara kita bergerak lebih cepat dari birokrasi dalam merespons bencana. Ibu rumahtangga menjadi komandan aksi solidaritas sosial seperti dalam kampanye koin untuk Prita.  Itu semua berlaku tanpa ada transaksi politik yang lebih sering memuakkan itu.

Canggihnya kawan, kita tak perlu memiliki kantor redaksi untuk itu semua, karena kita mempunyai blog, web, Facebook, Twitter, MySpace, YouTube, email, dan turunan-turunan lain dari itu semua yang akan terus berdatangan pada masa dekat ini dan nanti.

Dengan itu semua kita bisa bertemu untuk berbagi pikir mengenai bagaimana negeri ini lebih maju dan masyarakatnya lebih beretika, sekaligus mendorong penguasa berani melawan ketakbenaran yang telanjang di depan kita.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com