Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Plagiarisme Global

Kompas.com - 12/03/2011, 04:06 WIB

Oleh Alois A Nugroho

Plagiarisme ternyata tidak hanya terjadi di negeri-negeri dengan tradisi akademik yang belum kukuh. Skandal plagiarisme terkini tengah melanda Jerman dan Inggris, dua negeri yang memiliki rekam jejak akademik yang kukuh dan panjang.

Karl Theodor zu Guttenberg, anak ajaib dalam dunia politik Jerman, pada 1 Maret 2011, terpaksa mundur sebagai menteri pertahanan sesudah kontroversi yang membuat namanya diolok-olok koran Tageszeitung Berlin sebagai Googleberg.

Di Inggris skandal plagiarisme telah menyebabkan The London School of Economics terancam diplesetkan menjadi The Libyan School of Economics.

Nonakademisi

Yang menarik ialah kedua kasus plagiarisme akademis itu menyangkut tokoh-tokoh yang tidak pertama-tama dikenal sebagai akademisi.

Karl Theodor zu Guttenberg ialah politisi muda (39), keturunan bangsawan, karismatis, berbakat, dan disebut-sebut sebagai calon pengganti Angela Merkel. Pada 23 Februari 2011 Universitas Bayreuth mencabut gelar doktor dalam ilmu hukum, yang pada 2007 diperoleh anak ajaib Jerman itu sesudah lima tahun menduduki kursi parlemen.

Kasus itu mulai terbuka setelah pada 16 Februari 2011 sebuah koran Jerman memberitakan bahwa karya akademis yang bersangkutan mendasarkan diri pada koran-koran Jerman dan pada situs Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tanpa menyebut sumber-sumber itu.

Para pemirsa stasiun televisi Al Jazeera dan CNN hari-hari ini juga dikejutkan oleh kaitan antara putra mahkota Khadafy dengan The London School of Economics. Saif al-Islam ternyata alumnus LSE yang belajar di sana antara 2003 dan 2008, meraih MSc dan kemudian PhD. Karena sering disorot media, para pemirsa tahu bahwa judul disertasinya adalah The Role of Civil Society in the Democratization of Global Governance Institutions dengan dibimbing oleh nama besar dalam pemikiran globalisasi, Profesor David Held.

Selain kasus dana penelitian yang mengalir dari Libya ke LSE, tuduhan plagiarisme juga membayangi disertasi sang putra mahkota. Saif al-Islam diduga menggunakan ghost writer dan penelitiannya mungkin tidak dilakukan sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com