Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Plagiarisme Global

Kompas.com - 12/03/2011, 04:06 WIB

Siapa tahu, gelar akademis itu hasil jual beli. Siapa tahu, karya ilmiahnya hasil jual beli. Siapa tahu, saat menulis memakai metode copy and paste. Siapa tahu, penelitiannya disubkontrakkan. Bahkan, siapa tahu yang tanda tangan di presensi kuliah juga sekretaris atau ajudannya.

Kondisi pascamodern

Kondisi pascamodern oleh Fredric Jameson dikritisi sebagai zaman kapitalisme lanjut. Kapitalisme lanjut memperdagangkan banyak hal yang dulunya tidak dianggap sebagai komoditas. Maka, kegiatan sosial budaya yang namanya pendidikan, sekarang ini, menjadi kegiatan ekonomi yang namanya industri jasa pendidikan. Gelar akademis ikut menjadi barang dagangan.

Kalau sebelumnya yang disebut ”benda modal” itu uang atau mesin yang dapat dipakai untuk berproduksi, Bourdieu mengajak kita untuk melihat jenis-jenis modal lain dalam kondisi pascamodern. Bagi para politisi, pebisnis, tentara, dan selebriti, gelar akademis tampaknya menjadi semacam modal simbolis yang dapat menaikkan pamor mereka.

Karena kemajuan teknologi membuat gelar akademis tidak harus mengacu lempang pada usaha ilmiah, pada tirakat masa kini, pada diskursus ilmiah yang dijalankan di ruang-ruang akademis, maka ada banyak dampak yang bisa terjadi.

Gelar akademis lalu hanya menjadi label yang gagah, yang tak selalu mencerminkan berapa banyak otak sendiri diperas, keringat sendiri dikucurkan, air mata sendiri diteteskan dalam kerja ilmiah untuk memperolehnya. Begitulah, gelar akademis menjadi apa yang oleh Jean-Baudrillard disebut sebagai simulakrum.

Bangsa ini sudah menyoroti plagiarisme yang dilakukan oleh para akademisi, baik dalam kerja ilmiah mereka maupun dalam aktivitas mereka sebagai intelektual publik. Kini sudah waktunya kita menyoroti keabsahan gelar-gelar akademik dari para tokoh nonakademisi. Perekrutan politisi sebaiknya memerhatikan aspek ini.

Alois A Nugroho Profesor Filsafat/Etika di Fakultas Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta; Staf Senior pada Pusat Pengembangan Etika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com