Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku Egois untuk Pendidikan Politik

Kompas.com - 21/03/2011, 20:20 WIB

Bab I berjudul "Demokrasi Kita" merupakan pemaparan tentang bagaimana proses demokratisasi berlangsung di Indonesia. Bab II buku ini memperlihatkan bagaimana kesan penuh dinamikanya proses terpilihnya SBY sebagai presiden RI keenam. Adapun Bab III sampai VIII menyajikan apa yang disebut dengan keberhasilan SBY menyelesaikan konflik-konflik di Aceh, Maluku, Poso, dan gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), terorisme, dan premanisme.

Sementara itu, pada Bab IX, penulis menyebutnya sebagai bab pembahasan yang diberi judul "Indahnya Negeri Tanpa Kekerasan", yang kemudian dilanjutkan dengan Bab X tentang "Menatap Masa Depan".

Boleh jadi, karena dari awal memang sudah dijelaskan di Kata Pengantar, bahwa penulisnya, Hasan Syukur, ingin menjadikan buku ini sebagai buku pendidikan politik, maka semua "keegoisan" itu konsisten dilakukan di buku ini. Namun, untuk dibaca oleh anak usia SD/SMP di perpustakaan, pantaskah?

Bahkan, kening anak seusia SMA pun berkerut saat membacanya. Karena sebelum membedah buku ini, agak sulit membayangkan seorang siswa SD kelas VI atau kelas III SMP bisa mencerna atau memahami dengan baik isi buku ini.

Hasilnya terbukti. Ketika disodorkan kepada dua siswa SD dan satu siswa SMP, kening mereka langsung berkerut dan memberikan pernyataan yang lebih kurang sama.

"Enggak ngerti, Om!"

Tak kita mungkiri, peran bahasa memang sangat penting untuk dicermati sebagai hal pertama pada sebuah bacaan, terlebih jika buku bacaan itu dikatakan sebagai pengayaan untuk siswa SD-SMP. Tentunya, hal itu sekaligus untuk memperkuat bukti bahwa pernyataan ketiga siswa tadi tidak main-main.

Lebih penting lagi, peran bahasa adalah awal bagi seseorang untuk menyampaikan gagasan atau maksud dan tujuan agar mudah tercapai dengan baik lewat sebuah tulisan. Jangankan pelajar SD-SMP, pemakaian bahasa yang cenderung "egois" di buku ini pun bakal susah dimengerti orang dewasa yang memang tidak tertarik dunia politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com