Arief menambahkan, penguatan pendidikan Pancasila dilakukan secara kultural melalui pembiasaan. Sekolah harus membudayakan butir-butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. ”Harus ada budaya sekolah. Ada pembiasaan kejujuran, keberadaban kepada manusia, sayang binatang, dan musyawarah. Dibiasakan bukan diajarkan,” tutur Arief.
Secara terpisah, Sulistiyo, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengatakan, pendidikan semestinya dipandang sebagai bagian utama dari strategi perjuangan mewujudkan cita-cita kemanusiaan, kebangsaan, dan kemerdekaan Indonesia. Karena itu, pendidikan harus dipastikan fungsional.
”Kita harus yakin nilai-nilai yang hidup selama ini dalam Pancasila dapat membentuk karakter generasi muda Indonesia yang sesuai dengan jati diri bangsanya,” kata Sulistiyo.
Pemerintah, masyarakat, dan para guru, sambung Sulistiyo, diminta untuk tidak memaknai pendidikan sekadar persekolahan yang mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung kepada siswa.
”Langkah perbaikan dan penyelamatan bangsa ini ke depan sangat tergantung pada komitmen pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan dan memuliakan guru,” kata Sulistiyo. Pendidikan juga menjadi kunci yang membawa kemajuan bangsa ini.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan