Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meruntuhkan "Menara Gading" Penelitian

Kompas.com - 26/07/2011, 02:39 WIB

Semangat mereka dalam meneliti luar biasa mengingat Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) hanya memberikan bantuan dana Rp 5 juta-Rp 10 juta untuk setiap penelitian. ”Buktinya selama ini kuliah kami lancar dan penelitian di Pimnas pun selesai sesuai tenggat waktu,” ujar Andhika.

Pimnas sebagai ajang tahunan selama ini seringi menjadi pemantik lahirnya komunitas ilmiah di perguruan tinggi. Ketua Panitia Pimnas XXIV, Nasaruddin Salam, mengatakan, penyelenggaraan Pimnas kali ini diharapkan mampu merangsang minat mahasiswa Unhas untuk berkiprah di bidang keilmuan dan teknologi.

Nasaruddin menerjunkan lebih dari 500 mahasiswa Unhas sebagai panitia Pimnas XXIV. Mereka diharapkan terlecut dengan berbagai karya inovatif milik perguruan tinggi lain. ”Setelah meraup sederet prestasi nasional maupun internasional di bidang kesenian dan karya tulis, kini saatnya Unhas fokus di bidang keilmuan,” kata Nasaruddin yang juga Wakil Rektor III Unhas ini.

Keseriusan itu ditunjukkan pihak Rektorat Unhas dengan membuka Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Keilmuan dan Penalaran, tahun lalu. UKM tersebut diharapkan efektif merangsang minat mahasiswa dalam membuat proposal kegiatan yang bersifat ilmiah. Selain menunjukkan keseriusan berkegiatan ilmiah, proposal dibutuhkan sebagai syarat mengikuti Pimnas.

Seleksi ketat

Dalam Pimnas XXIV, mahasiswa Unhas membuat 148 proposal ilmiah. Namun, hanya lima di antaranya yang lolos seleksi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas. Bandingkan dengan UGM yang mampu meloloskan 39 tim dan sukses mempertahankan gelar juara Pimnas kali ini.

”Tidak mudah mendorong mahasiswa untuk meneliti. Namun, saya optimistis keberadaan UKM Keilmuan dan Penalaran mampu mendorong mahasiswa bergabung dalam dunia penelitian,” kata Nasaruddin.

Menurut Kepala Subdirektorat Kreativitas dan Pengabdian Masyarakat Kemdiknas Nadjamuddin Ramly, banyaknya proposal yang dihasilkan juga sebagai bentuk keseriusan dosen memotivasi mahasiswa dalam berkegiatan ilmiah. Kualitas Pimnas pun terus dibenahi dari tahun ke tahun.

Dengan kian ketatnya seleksi proposal, Pimnas kali ini minus perguruan tinggi negeri (PTN) dari sejumlah provinsi, seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. Sebaliknya, beberapa perguruan tinggi swasta (PTS) justru mampu meloloskan lebih dari 10 tim dalam empat kategori program kreativitas, yakni teknologi, kewirausahaan, pengabdian masyarakat, dan karya tulis.

”Proses seleksi tak lagi melihat status PTN atau PTS. Juri mengutamakan karya yang kreatif, inovatif, dan baru,” ujar Nadjamuddin. Karya yang dipamerkan dalam Pimnas, meskipun umumnya aplikatif, masih membutuhkan riset lanjutan agar fungsinya optimal. Keterbatasan dana biasanya membuat sebuah karya ilmiah hanya terdokumentasikan dalam jurnal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com