Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa IPB Kreasikan pada Susu Bubuk

Kompas.com - 12/08/2011, 15:55 WIB

Perebusan pada suhu tinggi ini, bertujuan untuk membunuh mikroba patogen yang ada pada pupa. Setelah itu dilakukan proses pengeringan menggunakan oven bersuhu 60 derajat Celsius selama 24 jam, sehingga kadar air dalam pupa akan jauh berkurang dan mencegah terjadinya pembusukan pupa.

Kemudian, pupa yang sudah kering melalui proses pemblenderan sehingga terbentuklah tepung pupa yang lebih mudah disimpan dan diaplikasikan.

Kualitas tepung pupa dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti bahan baku pupa, proses pembuatan bubuk, dan penyimpanan bubuk. Pupa ulat sutera memiliki nilai gizi yang baik,

Hasil analisis terhadap komposisi nutrisi tepung pupa menunjukkan, bahwa kandungan protein kasar pada tepung pupa sangat tinggi berkisar antara 60.06 - 61.47 persen. Nilai ini lebih tinggi dari protein kedelai yang hanya mengandung 39-41 persen. Kandungan protein dalam tepung pupa ini lebih rendah dari kandungan protein tepung pupa hasil penelitian sebelumnya, sebesar 76,95 persen.

Pemasakan awal memengaruhi kandungan protein karena adanya denaturasi protein dan juga reaksi Maillard. Tepung pupa ulat sutera ini kemudian diaplikasikan pada susu dengan cara mengisolat protein yang terkandung dalam bubuk pupa. Isolat protein yang berhasil didapatkan memiliki rendemen 12.25 persen dengan kadar protein dalam aplikasi pencampuran.

Penambahan isolat protein tepung pupa ke dalam susu menunjukkan adanya peningkatan kadar protein pada susu bubuk sebesar 4,83 persen padahal susu segar mengandung protein sebesar 2,7 persen. Setelah diproses dengan pengeringan, susu bubuk terbentuk dengan kandungan protein sebesar 23 persen. Dengan fortifikasi isolat protein pupa ulat sutera meningkatkan kandungan protein susu bubuk menjadi 28,32 persen.

Berkat karyanya ini, M. Sarwar dan kawan-kawan, termasuk peneliti muda IPB yang menjadi perwakilan Indonesia dalam Tri University International Join Seminar and Symposium di JiangSu-China pada Oktober 2011 nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com