Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pak Guru Edi di Pedalaman Riau

Kompas.com - 25/11/2011, 08:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis

Edi mengenang, pada tahun 1991, hanya ada satu sekolah di Kecamatan Ukui. Sementara, ada 15 desa di Ukui yang tersebar di bukit-bukit.

Akhirnya, Edi pun memutuskan membantu temannya sebagai tenaga honorer guru agama di sebuah sekolah dasar (SD) yang letaknya belasan kilometer dari desanya di Silikuan Hulu.

"Dulu, gaji saya sebulan Rp 30.000-Rp 40.000. Zaman dulu sih udah cukup itu. Apalagi, di pedalaman begini enggak butuh banyak," ujar Edi.

Setelah setahun mengabdi di sana, Edi memutuskan keluar. Ia ingin mewujudkan mimpinya yaitu mendirikan sekolah di tengah-tengah masyarakat Silikuan Hulu. Motivasinya cukup sederhana. Edi merasa miris melihat banyak anak-anak di Silikuan Hulu tidak mengenyam pendidikan akibat sulitnya akses menuju sekolah terdekat.

"Karena dari awal sudah ada pendidikan guru, jadi jiwa pendidik saya selalu melekat. Dulu saya berpikir kalau tidak ada sekolah di lokasi transmigrasi, bagaimana mau membangun kota ini?" papar Edi.

Untuk mewujudkan mimpinya itu, Edi melakukan lobi ke berbagai pihak. Dukungan dari seluruh masyarakat Silikuan Hulu pun dikantonginya. Dengan dana swadaya masyarakat, Edi membangun sekolah dasar.

"Waktu itu belajarnya masih di barak-barak di lapangan dan di rumah-rumah warga. Pengajar juga dari warga semua, enggak ada yang pendidikan resmi. Belajar pokoknya seadanya, ha-ha-ha," kata pria berkumis ini sambil tertawa.

Lambat laun, Edi bersama warga sekitar juga mulai membangun Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Semua dari bantuan masyarakat," katanya.

Pemerintah daerah melalui Kabupaten Kampar pada akhir tahun 1992 akhirnya memberikan bantuan berupa bangunan permanen. Sekolah kemudian berubah nama menjadi SDN Air Putih lalu berubah lagi menjadi SDN 012 Silikuan Hulu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com