Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran yang Terus Membawa Kesedihan

Kompas.com - 28/11/2011, 02:58 WIB

Imanuel pergi dengan berjalan untuk berkumpul bersama teman sekampung di tepi Jalan H Baping. Berdasarkan keterangan sejumlah pemuda, saat Imanuel berkumpul itulah tidak disangka datang sekelompok remaja. Mereka kaget dan kocarkacir karena kelompok remaja yang datang ternyata bersenjata dan segera menyerang. Saat hendak melarikan diri, Imanuel terjatuh. Tubuhnya lalu menjadi bulan-bulanan sabetan parang sang penyerang.

Penyidik Polsek Metro Ciracas masih mendalami kasus itu serta berjanji mencari dan menangkap pelaku.

Berdasarkan keterangan sejumlah warga, tawuran kerap terjadi di Susukan. Tawuran bisa terjadi setiap minggu.

”Di sini seperti ada genggeng,” kata Taripar.

Bagi Taripar, kata tawuran menjadi kata yang membuat sedih dan trauma. Sebab, tawuran juga yang merenggut nyawa putranya, Andre Binsar Simanjuntak, di Jalan Raya Bogor, 15 Februari 1999.

Dikarenakan perkelahian antarwarga, terutama remaja dan pemuda, kerap terjadi di sana, polisi pun menerjunkan sejumlah petugas berpatroli pada pagi, siang, sore, dan malam.

Setiap malam mobil patroli polisi memantau situasi di Susukan yang dinilai rawan. Namun, pengawasan ternyata tak cukup. Tawuran dan atau penyerangan masih terjadi dan terus meminta korban jiwa. (Ambrosius Harto Manumoyoso)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com