”Jangan dilihat dari kemampuan ekonominya. Tidak masalah ada eksklusivitas di RSBI asalkan secara akademik dan bukan secara sosial,” katanya.
Lagi pula, menurut Nuh, RSBI merupakan wadah atau layanan khusus bagi anak-anak pintar. Ia khawatir jika anak-anak yang khusus memperoleh perlakuan yang sama dengan yang lain, mereka tidak akan berkembang. Bisa jadi juga akan memilih sekolah ke luar negeri atau ”dibajak” negara lain.
”Nanti pemerintah salah lagi kalau kita kehilangan anak-anak berprestasi. Yang penting akses RSBI terbuka bagi anak pintar tanpa melihat kemampuan ekonominya,” kata Nuh. (LUK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.