Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kami Ingin Mengejar Mimpi, Bukan Tawuran

Kompas.com - 18/01/2012, 16:26 WIB

Mereka bekerjasama dengan tenaga ahli dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), maskapai penerbangan, dan TNI AU.

Keinginan sekolah untuk praktik dengan pesawat asli berbuah manis setelah Direktorat Pengembangan dan Pembinaan SMK memodali sekolah ini.

Hampir seluruh siswa kelas X hingga XII berperan serta dalam perakitan pesawat berbahan komposit ini. "Ada 200 siswa yang merakit Jabiru. 20 siswa setiap harinya, terbagi dalam dua shift atau jadwal perakitan," papar Ahmad.

Proses penyelesaian Jabiru sudah pada tahap 95 persen.  Tanggal 29 Januari nanti, Jabiru akan ditunjukkan kepada Gubernur DKI Jakarta.

"Kami juga akan memamerkan Jabiru di Monas, supaya masyarakat dapat melihatnya secara langsung," ujar Ahmad.

Maruli berharap, Jabiru nanti menjadi wahana transportasi antarpulau kecil di Indonesia.
   
Jadi mekanik

Seperti pada SMK-SMK lainnya, SMK 29 juga menekankan praktik. "Tujuh puluh persen mata pelajaran di sekolah ini adalah mata pelajaran produktif," ujar Maruli.  

Sisanya adalah mata pelajaran normatif dan adaptif sebagai pengetahuan dasar umum untuk siswa.

SMK 29 sendiri memiliki beberapa bengkel produksi baik untuk praktik, dan 30 ruang kelas yang setiap kelas menampung 36 anak.  Total siswa yang belajar di sekolah ini adalah 850.

Mereka diwajibkan mengenakan seragam "montir" saat praktik di bengkel. "Tidak boleh masuk bengkel kalau tidak pakai seragam montir," kata Maruli.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau