Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kutu Loncat" Penebar Kebahagiaan

Kompas.com - 24/01/2012, 13:37 WIB
M.Latief

Penulis

"Karena itu saya mengambil kesimpulan, bahwa untuk mencapai kebahagiaan di tempat kerja, karyawan perlu untuk mengalami perubahan paradigma yang signifikan dari melihat pekerjaan sebagai job semata menjadi career, kemudian dari career menjadi calling (panggilan)," katanya.

"Sebab, kalau hanya menjalani pekerjaan sebagai job, maka kita bekerja hanya berdasarkan skenario orang lain atau keinginan orang lain semata. Dan itu artinya kita hanya sekadar bertahan hidup saja. Kita hanya survival," tambahnya.

Kutu loncat

Sebagai seorang motivator, salah satu konsep yang diusungnya mengenai konsep kebahagiaan adalah bagaimana agar hidup kita secara keseluruhan terasa indah dan menyenangkan. Menurut dia, hal utama harus kita lakukan adalah mengubah paradigma atau cara pandang kita, jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia.

"Kalau kita melihat kehidupan ini dari jendela-jendela keindahan, maka hidup akan terlihat indah. Sebaliknya, kalau jendela kita kotor dan kusam, hidup pun akan terlihat kotor dan kusam," ujar lelaki kelahiran Jakarta, 4 Februari 1968 ini.

Kunci kebahagiaan hidup ada di dalam diri manusia, bukan di luar dirinya, lanjut Arvan. Oleh karena itu, kebahagiaan tidak membutuhkan syarat apapun juga, karena kebahagiaan bersumber dari dalam.

Arvan mengakui, perjalanan karir pria yang pernah menjadi dosen selama 13 tahun di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI) ini bak kutu loncat. Mulai dunia jurnalistik dan public relations dia geluti. Namun, Arvan Pradiansyah mengaku lebih menemukan kepuasan batin di bidang sumber daya manusia.

Lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI pada 1992, peraih gelar Mahasiswa Teladan UI 1990 ini memang sempat mengenyam pekerjaan di bidang jurnalistik dan public relations, sebelum akhirnya kini memegang posisi sebagai Managing Director Institute for Leadership & Life Management (ILM), yaitu sebuah lembaga pelatihan dan konsultasi di bidang sumber daya manusia (SDM), kepemimpinan dan life management di Jakarta.

Saat itu, merasa bekalnya tidak cukup dalam bidang SDM, Arvan melanjutkan pendidikan dan memperoleh gelar Master of Science bidang Industrial Relations & Human Resources Management dari The London School of Economics (LSE), Inggris, berkat beasiswa British Chevening Awards dari The British Council. Beruntung pula, Arvan juga mendapatkan beasiswa dari Japan Airlines untuk mengikuti “Summer Session on Asian Studies” di Sophia University, Tokyo, Jepang.

Keterampilan Arvan dalam bidang SDM terus terasah. Saat bekerja sebagai konsultan di AAJ-MaST (Management & Skills Training), ia mengembangkan divisi pelatihan dan konsultasi SDM bekerja sama dengan MaST Australia yang berpusat di London, Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com